Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai asal mula diturunkan. Ada yang menyebutkan, batu ini diturunkan oleh Allah SWT melalui perantaraan malaikat Jibril.
Sebagian lagi berpendapat, ia dibawa Nabi Adam AS ketika diturunkan dari surga. Pendapat ini disampaikan Ibnu Katsir, dalam bukunya Qishash al-Anbiyaa' (Kisah Para Nabi dan Rasul). Wa Allahu A'lam.
Para pihak yang masih 'penasaran' dengan batu ini, berusaha mencari tahu asal sumbernya.
Ada yang berusaha menelitinya, dan menyatakan batu ini memang batu yang bukan berasal dari bumi.
Di antaranya menyatakan, batu ini adalah pecahan dari batu meteor.
Bahkan, seorang ilmuwan Muslim asal Mesir, Prof Dr Zaghlul An-Najjar, meminta dunia Islam untuk mengambil sampel satu atau dua mikro hajar aswad untuk bahan penelitian dan pembuktian dari hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa batu tersebut itu tidak berasal dari bumi, tapi berasal dari surga.
Sebagaimana dikutip Muslimdaily.com, An-Najjar meyakinkan dunia Islam tujuan pengambilan sampel itu semata-mata untuk penelitian. Ia meyakinkan, pengambilan sampel itu tidak akan merusak hajar aswad.
Penelitian lainnya mengungkapkan, aajar aswad adalah batu tertua di dunia. Konon, ia bisa mengambang di air.
Di sebuah museum Inggris, dikabarkan ada tiga buah potongan batu hajar aswad.
Dan pihak museum meyakini, bahwa bongkahan batu tersebut bukan berasal dari planet yang ada dalam sistem tata surya (galaksi).