Merasa terganggu dengan orang asing yang meniru perilakunya, orang badui pun tersinggung.
Karena tak mengetahui bahwa orang yang di belakangnya adalah Nabi yang dicintainya, orang badui itu langsung saja menegur apa yang dilakukan Nabi Muhammad dengan teguran yang cukup kasar.
Orang badui berkata, “Apakah engkau sedang mengolok-olokku, wahai orang Arab? Demi Allah, jikalau bukan karena ketampanan wajahmu dan keelokan rupamu, akan kulaporkan engkau kepada kekasihku, Muhammad.”
Apabila orang badui itu melapor kepada Nabi Muhammad, maka sama dengan melaporkan suatu tindakan yang dilakukan Nabi sendiri.
Menerima teguran dari orang badui yang tak mengenal beliau, Nabi tidak langsung memperkenalkan siapa beliau sebenarnya.
Justru Nabi bertanya kepada orang badui, “Apakah engkau tidak mengenal siapa Nabimu, wahai orang badui?”
Sebelumnya, orang badui memang hanya mendengar cerita dan sabda Nabi dari guru-guru di kabilahnya yang sempat berjumpa Nabi atau yang sudah memeluk Islam lebih dulu.
Lantaran belum pernah sekalipun berjumpa dengan Nabi Muhammad, orang badui pun menjawab dengan apa adanya.
“Demi Allah, aku percaya kepadanya, meski belum pernah aku melihatnya.
Bahkan tatkala aku berada di kota Makkah, belum pernah sekali pun aku berjumpa dengannya.”