KALBAR TERKINI -Afghanistan adalah negara yang terus meratap sepanjang zaman. Didiami orang Pashtun sebagai pribumi, Afghanistan juga dihuni oleh kalangan keturunan alias blasteran dari ras pendatang terutama Arab, India dan Mongol.
Itu sebabnya, Afghanistan sepanjang sejarah telah identik dengan konflik antaretnis lewat panglima-panglima perang, yang di masa moderen berkembang menjadi konflik antarsesama Islam. Selama berabad-abad, terus berjatuhan korban dari kalangan rakyat jelata, alias sesama mahluk ciptaan-Nya, yang ditakdirkan lahir dengan beragam ciri khas fisik dari ras masing-masing.
Di Kota Kabul, Ibu Kota Afghanistan, kalangan Muslim Syiah dari etnis Hazara yang berwajah blasteran Mongolia, adalah musuh bebuyutan Taliban dari Muslim Sunni. Lewat gerakan nasionalis Muslim Sunni, etnis Hazara jadi bulan-bulanan, terutama di Kota Kabul, Ibu Kota Afghanistan.
Terakhir, Sabtu, 8 Mei 2021, bom mobil meledak di kompleks sekolah Syed Al-Shahda, Sabtu, 8 Mei 2021, menewaskan puluhan pelajar. Sebagian besar korban adalah murid perempuan berusia 13 sampai 18 tahun.
Baca Juga: Taliban Diduga Bantai lagi 16 Warga Afghanistan: Masyaallah! Pura-pura 'Bingung'
Berada di kawasan Muslim Syiah dari etnis Hazara, yang mendominasi pemukiman di Dasht-e-Barchi, para murid di sekolah ini dari kalangan keluarga tidak mampu Muslim Syiah, musuh bebuyutan Taliban, gerakan radikal Muslim Sunni.
Sejak Era Mongolia-Koalisi AS
Etnis Hazara selalu diburu oleh Taliban. Di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, banyak warga Afghanistan dari etnis Hazara yang tinggal di sana, untuk mencari suaka karena menjadi bulan-bulanan teror di negaranya.
Hazara adalah bagian dari keberadaan garnizun Kekaisaran Mongol ketika menyerbu Afghanistan. Pada 1221, dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Diplomat, 30 Juni 2017, pasukan Mongolia menghadapi begitu banyak perlawanan ketika tiba, dan mengepung Lembah Bamiyan.