Jangan Paksakan Dayak jadi Yahudi atau Arab, Sekjen DIO: Harus Berkebudayaan Dayak!

- 16 Maret 2021, 18:30 WIB
BUDAYA DAYAK - Dr Yulius Yohanes MSi, Sekjen Dayak International Organization menegaskan,  masyarakat Dayak di Indonesia, Federasi Malaysia, dan Kerajaan Brunei Darussalam, tidak bisa dipaksakan harus berkebudayaan Arab dan Yahudi. Sebab, orang Dayak harus berkebudayaan Dayak./AUTHENTIC-INDONESIA/
BUDAYA DAYAK - Dr Yulius Yohanes MSi, Sekjen Dayak International Organization menegaskan, masyarakat Dayak di Indonesia, Federasi Malaysia, dan Kerajaan Brunei Darussalam, tidak bisa dipaksakan harus berkebudayaan Arab dan Yahudi. Sebab, orang Dayak harus berkebudayaan Dayak./AUTHENTIC-INDONESIA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS/

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Masyarakat Suku Dayak di Indonesia, Federasi Malaysia, dan Kerajaan Brunei Darussalam di Pulau Borneo, tidak bisa dipaksakan harus berkebudayaan Arab dan Yahudi. Sebab, orang Dayak harus berkebudayaan Dayak.

"Apabila ada orang Dayak memeluk agama Islam, ini karena Islam lahir dari Kebudayaan Arab, maka orang Dayak itu tidak bisa dipaksakan harus berkebudayaan Arab,"  tegas Dr Yulius Yohanes MSi, Sekjen Dayak International Organization (DIO) di Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, Selasa, 16 Maret 2021.

“Demikian pula apabila ada orang Dayak memeluk agama Katolik, karena Katolik lahir dari kebudayaan Yahudi, maka orang Dayak itu tidak bisa dipaksakan harus berkebudayaan Yahudi,”  lanjut Yulius .

Baca Juga: Pengembang Mal Dituding Caplok Tanah Warga, PTUN Pontianak pun Didemo Ormas

Baca Juga: Malaysia Deportasi 108 PMI dari Pintu Entikong, Sebagian Besar Terkonfirmasi Covid-19

Baca Juga: Burqa Dilarang di Sri Lanka, Madrasah Ditutup: Demi Keamanan Nasional!

Bagi orang Dayak, menurut Yulius, agama yang dianut seperti Islam dan Katolik adalah sebagai sumber keyakinan iman, sarana komunikasi dengan Tuhan. Sedangkan kebudayaan Dayak yang berkarakter religius, sebagai sumber pembentukan karakter dan jatidiri, sebagai filosofi etika berperilaku.

“Karena tidak semerta-merta orang Dayak yang masuk agama Katolik, misalnya, tiba-tiba berubah menjadi orang Yahudi, hanya lantaran agama Katolik berurat-berakar dari Kebudayaan Yahudi. Demikian pula orang Dayak yang memeluk agama Islam, tidak semerta-merta berubah menjadi orang Arab, hanya lantaran agama Islam lahir dari kebudayaan Arab,” tambah Yulius.

Ditambahkan,  antara keduanya (agama yang dianut dan kebudayaan Dayak), harus dimaknai dalam konteks yang berbeda. Ini agar tidak dituding mencampur-adukkan ajaran agama, karena keduanya saling bersinergi di dalam pembentukan karakter dan jatidiri Dayak.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x