Manusia Dengan Ibadah Terbaik Adalah Mereka yang Berdosa Lalu Bertaubat, Ini Penjelasannya

- 28 Februari 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi solat jenazah beserta doa//
Ilustrasi solat jenazah beserta doa// /Saintif.com

Baca Juga: Ajang Latihan Puasa Ramadhan, Ini Keutamaan dan Niat Lengkap Puasa Rajab

(Imam) Sa’id bin Jubair menjawab: “Seseorang yang melakukan dosa, kemudian setiap kali dia teringat dosanya, dia memandang rendah amalnya” (Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2017, h. 314)

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/126852/ketika-sa-id-bin-jubair-ditanya--siapa-yang-paling-banyak-ibadahnya?_ga=2.189073448.2022078000.1614480339-1043900779.1614480339

Imam Sa’id bin Jubair (w. 95 H) adalah seorang ulama dari kalangan tabi’in. Ia mengambil riwayat hadits dari Ibnu ‘Abbas, Sayyidiah ‘Aisyah, ‘Adi bin Hatim, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Mas’ud al-Badri, Ibnu ‘Umar, Ibnu Zubair, ad-Dlahak bin Qais, Abu Sa’id al-Khudri, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Milad ke-43 Masjid Istiqlal, Wapres Ma’ruf Amin Berharap jadi Wadah Cara Berpikir Wasathiyah

Ia belajar Al-Qur’an kepada Sayyidina Abdullah bin ‘Abbas (qara’al qur’ân ‘alâ ibni ‘abbâs). Ia memiliki banyak murid, sebut saja Abu Shalih al-Samman, Adam bin Sulaiman, Abu ‘Amr, Habib bin Abi Tsabit, Sulaiman bin Abi al-Mughirah, Abdullah bin Sa’id (anak), Abdul Malik bin Abu Sulaiman, dan masih banyak lainnya.

(Imam al-Dzahabi, Siyar A’lâm al-Nubalâ’, Bairut: Muassasah al-Risalah, 2001, juz 4, h. 322-324) Ibadah adalah pembebasan.

Dengan hanya menyembah Allah yang Maha Esa, yang ke-mahaan-Nya tidak bisa diukur dan diangankan, manusia terbebas dari perbudakan horizontal, atau perbudakan sesama makhluk.

Baca Juga: Dapatkan Pahala di Bulan Rajab, Perbanyak Istigfar Hingga Solat Malam

Dengan hanya menyembah-Nya, manusia mengalami pembebasan. Dalam bahasa Sayyidina al-Mughirah bin Syu’bah (w. 50 H), sahabat nabi yang mulia itu, menjadi Muslim adalah terbebas dari penyembahan sesama makhluk. Ia mengatakan

: وإخراج العباد من عبادة العباد إلى عبادة الل

“Mengeluarkan (atau membebaskan) para hamba dari menyembah sesama makhluk kepada (hanya) menyembah Allah (semata).” (Imam Ibnu Katsir, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub, 2003, juz 9, h. 621-622)

Artinya, beribadah dapat melahirkan kesetaraan sesama makhluk, tidak ada yang lebih mulia, tidak ada yang lebih unggul, dan tidak ada yang lebih utama, selain ketakwaan dan manfaat yang diberikannya untuk sesama.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x