Mujizat dari Lawatan Paus Francis: Presiden Iran Telpon PM Irak, Serukan Perdamaian!

7 Maret 2021, 01:01 WIB
MENELPON PM IRAK - Presiden Iran Hassan Rouhani, Sabtu, 6 Maret 2021, menelpon PM Irak, menyerukan pemulihan keamanan, perdamaian, dan ketenangan di Irak karena itu adalah perhatian serius pihaknya./IRNA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI -  lawatan misi perdamaian Paus Francis ke negara-negara Timur Tengah termasuk ke Irak telah menebarkan aura cinta kasih di kalangan pemimpin  negara di kawasan tersebut.

Menariknya, di tengah kunjungan Paus Francis di Irak, Presiden Iran menelpon Perdana Menteri (PM)  Irak kemudian menyerukan  tentang pemulihan keamanan, perdamaian, dan ketenangan di bekas negara musuhnya itu, Sabtu, 6 Maret 2021.

Muhibah Paus Francis telah menimbulkan kekaguman yang tulus dari berbagai kalangan baik tokoh semua agama, politikus dan pemimpin negara. Tak peduli dengan serangan 10 roket di pangkalan militer AS di Baghdad, Irak,  pekan lalu, Pemimpin Tahta Suci Vatikan dan Kepala Gereja Roma Katolik ini, berangkat ke Irak pada Jumat, 5 Maret 2021.

Baca Juga: Paus Bertemu Ayatollah Ali al-Sistani, Pemerintah Irak Setujui Syarat

Kedatangan Paus Francis, ibarat angin puyuh yang berputar-putar, menyapu semua rintangan, demi misi mulianya untuk menyerukan perdamaian di Irak, suatu negara yang disebutnya sudah begitu lama menderita akibat konflik bersenjata, sistem diktator, konflik antarfaksi, dan kepentingan pihak 'asing'.

Iran sendiri, walaupun  negara kecil, tapi Iran sangat berpengaruh di dunia Islam, dan dalam sepekan terahir ini begitu gigih memperjuangkan tuntutan hukumnya di pengadilan internasional, terkait penggunaan senjata kimia pasokan perusahaan-perusahaan Eropa kepada rezim Saddam Hussein ketika memerintah Irak pada 1980-an.

Serangan senjata kimia, yang diawali dengan kelancangan militer Irak menerobos wilayah Iran, telah menewaskan ribuan warga sipil dan tentara Iran. Ribuan korban yang selamat telah mengalami cacad fisik sangat menyedihkan yang seakan-akan dilupakan oleh dunia.

Baca Juga: Lima Warga Pakistan Tewas Dibom, Diserang dari Tepi Jalan

Cinta memang Ajaib

Cinta memang ajaib. Dari cinta dan kasih yang ditebar oleh Paus Francis selama kunjungannya ke Irak dan banyak negara yang mayoritas beragama Muslim di Timur Tengah, setidaknya, telah menggugah Presiden Iran  Hassan Rouhani, untuk meraih telpon, kemudian menelpon Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi: menyerukan perdamaian, keamanan, dan ketenangan, suatu sikap yang didasari niat baik yang luar biasa.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari IRNA pada Sabtu ini, Rouhani mengadakan pembicaraan telepon dengan Kadhimi . Pemimpin kharismatis Iran ini, antara lain, menyatakan bahwa Iran menentang campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Irak, karena bisa merugikan Irak sendiri dan kawasan.

Menurut Presiden Iran, mendorong hubungan ekonomi bersama dengan hubungan politik adalah yang terpenting, yang antara lain, dapat mempercepat penerbitan visa bisnis untuk pengusaha dan perusahaan investasi swasta sehingga  lebih membantu dan memperluas hubungan bilateral.

Baca Juga: Tahlilan dalam Tradisi Islam Tanah Air, Berikut Penjelasannya

Selama ini, tegas Presiden Iran, AS selalu memainkan peran yang merusak di kawasan itu. Ditambahkan, mempercepat pelaksanaan resolusi Parlemen Iran tentang penarikan pasukan AS dari Irak, dapat membantu membawa perdamaian dan stabilitas di negara tetangganya itu, dan juga kawasan.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak memuji Iran, karena membantu memulihkan keamanan dan stabilitasnya, serta membuka hubungan dengan pihaknya. Kadhimi dalam dialog telpon, bahkan secara tegas menyatakan, sanksi AS terhadap Iran, merupakan pelanggaran hukum yang brutal.

Keduanya sepakat mendalami hubungan bilateral untuk segala bidang, peluncuran proyek kereta api Shalamcheh-Basra, dan hubungan kereta api antara kedua negara, sebagai langkah signifikan dalam memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan antara Baghdad dan Teheran.***

 

Sumber: IRNA

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler