Abelisauridae, Dinosaurus 'Preman' Ditemukan di Mesir: Pesek dan Muka Datar Mirip Bulldog

17 Juni 2022, 09:33 WIB
Ilustrasi Abelisauridae /Istimewa/Twitter @EzeguelVera


KALBAR TERKINI - Jika orang Mesir ditakdirkan berhidung mancung maka beda dengan Abelisauridae.

Berhidung pesek mirip anjing bulldog, Abelisauridae adalah spesies dinosaurus.

Sama sekali tidak ganteng, predator besar ini memang sejelek sepak terjangnya.

Spesies dinosaurus abelisaurid pemakan daging ini diyakini adalah semacam 'salah satu raja tega' dari semua spesies yang sama.

Baca Juga: Chief Dragon, Dinosaurus Pemakan Daging Tertua Ditemukan di Inggris

Mahluk dari ekosistem prasejarah paling berbahaya di dunia ini baru saja ditambahkan sebagai predator besar spesies baru di jajarannya, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Live Science, Rabu, 15 Juni 2022.

Dinosaurus ini ditemukan di Formasi Bahariya, sebuah situs fosil terkenal di Gurun Sahara, Mesir oleh tim ahli paleontologi gabungan Mesir dan AS.

Mereka baru-baru ini menemukan fosil tulang belakang besar milik spesies dinosaurus abelisaurid pemakan daging yang baru dideskripsikan ini.

Inilah salah satu 'preman' dinosaurus, kelompok bipedal, karnivora yang hidup selama Zaman Kapur dalam periode 145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Dinosaurus Lepas , Buru Enam remaja: Tonton 'Jurassic World: Camp Cretaceous'

Seperti abelisaurid lainnya, dinosaurus yang baru ditemukan ini memiliki wajah yang pendek dan juga berhidung pesek seperti bulldog.

Terlepas dari penampilannya yang ganas nan jelek, karnivora ini kemungkinan adalah salah satu 'bos dinosaurus' paling jahat yang berkeliaran di masanya.

"Kami sekitar 99 persen yakin bahwa tidak seperti beberapa kerabatnya dari waktu dan tempat lain.

Abelisaurid khusus ini tidak berada di puncak rantai makanannya," kata Matthew Lamanna, ahli paleontologi di Carnegie Museum of Natural History di Pittsburgh.

Baca Juga: Review Film Jurassic World Dominion 2022, Penyerangan Dinosaurus dan Hewan Purba Lainnya Kembali

Salah satu peneliti yang menemukan dinosaurus ini bersama rekan-rekan ilmuwannya hanya menemukan satu tulang spesies ini.

tapi, mereka dapat segera mengidentifikasi fosilitu sebagai vertebra abelisaurid, berdasarkan struktur khas yang disebut epipophyses.

"Itu adalah kata multisuku kata yang pada dasarnya berarti 'bagian yang lengket di kiri atas dan kanan atas tulang belakang,'" kata Lamanna.

Abelisaurid ini adalah dinosaurus pertama dari jenisnya yang ditemukan di situs Formasi Bahariya.

Setelah menjalankan analisis morfologi tulang berbasis komputer, tim menyimpulkan bahwa itu milik spesies yang sebelumnya tidak diketahui, yang belum diberi nama ilmiah.

Mereka menerbitkan temuan mereka pada Rabu, 8 Juni 2022 di jurnal Royal Society Open Science.

Sebuah abelisaurid agak mirip dengan Tyrannosaurus rex berat, hanya dengan lengan yang lebih keras, menurut laporan Majalah.

Spesies ini menjelajahi Belahan Bumi Selatan dari pertengahan periode Jurassic, sekitar 170 juta tahun yang lalu, sampai asteroid Chicxulub menghentikan Kapur.

Mungkin, abelisaurid yang paling terkenal adalah Carnotaurus bertanduk, predator Patagonian yang panjangnya mencapai 7,6 meter, menurut Museum Sejarah Alam London.

Namanya diambil dari kata Latin untuk 'daging' dan 'banteng', yang versi animasi dari karnivora menakutkan ini telah muncul di program Planet Prasejarah Apple TV dan di Jurassic Park franchise (meskipun, penggambarannya menampilkan berbagai tingkat akurasi ilmiah).

Vertebra leher abelisaurid dari Oasis Bahariya Mesir ini adalah bukti pertama dari kelompok dinosaurus tersebut, yang ditemukan di situs fosil yang kaya itu.

Para peneliti menduga bahwa abelisaurid yang baru itu ditemukan lebih kecil dari Carnotaurus, kemungkinan hanya mencapai panjang antara lima hingga enam meter.

Dibandingkan dengan pemangsa yang berbagi habitat aslinya 98 juta tahun yang lalu, abelisaurid yang baru ditemukan itu akan menjadi relatif sepele (pipsqueak).

Formasi Bahariya sebelumnya merupakan rumah bagi kehidupan prasejarah yang kaya akan predator.

Rawa bakau yang dulunya luas ini menampung banyak spesies ikan, kura-kura, ular, dan dinosaurus.

Menemukan begitu banyak predator besar yang hidup bersama dalam satu ekosistem jarang terjadi, maka bagaimana lingkungan berusia 98 juta tahun ini berhasil mendukung bukan hanya satu, tapi empat dinosaurus pemangsa besar, dan tetap menjadi teka-teki.

Fosil yang baru dideskripsikan itu sekarang ini disimpan dalam koleksi permanen Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura di Mesir.

Di masa depan, Lamanna dan rekan penulisnya berencana kembali ke Formasi Bahariya, dan mencari lebih banyak tulang dari abelisaurid, bahkan mungkin memberinya nama.

"Mudah-mudahan lebih banyak binatang Bahariya ini akan muncul cepat atau lambat," kata Lamanna.***

Sumber: Live Science

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler