Hal ini berbeda dengan dokter autopsi perwakilan keluarga Brigadir J yang menyatakan tim forensik menemukan luka lubang dari kepala belakang menembus hidung dalam keadaan ditutupi seperti lem atau tanpa jahitan.
Kejanggalan lain juga diungkapkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), menemukan adanya pengilangan rekam jejak komunikasi digital di tiga grup WhatsApp (WA) ajudan Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyebut penghilangan jejak komunikasi digital itu berkaitan dengan adanya sejumlah gawai (HP) ajudan Sambo yang ditukar.
Anam menyebut sejumlah HP ajudan Sambo yang asli belum diketahui keberadaannya sejak 10 Juli 2022.
"Rekam jejak digital itu tidak hanya HP yang hilang, tapi percakapan rekam jejak digitalnya juga enggak ada," kata Anam dalam rapat dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin 22 Agustus 2022.
Menurutnya, rekam jejak digital itu penting untuk melengkapi fakta-fakta yang ada terkait pembunuhan Brigadir J.
Pasalnya, tempat kejadian perkara yang merupakan rumah dinas Sambo sudah rusak.
"Ada beberapa grup WA, dalam catatan kami ada tiga grup WA.
Itu dulunya pernah ada, terus enggak ada karena HP ganti. Terus ada, tapi yang 10 [Juli] ke bawah itu enggak ada lagi komunikasi," ungkapnya.