JEJAK Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Baraja Dalam Kasus Terorisme: Dari Zamar Orba hingga Reformasi

7 Juni 2022, 20:58 WIB
KHILAFATUL MUSLIMIN, Abdul Qadir Baraja Jadi Tahana Polda Lampung /Tangkapan layar akun Youtube Tarbiyyah dan Ta'lim/

KALBAR TERKINI - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja memiliki jejak rekam terkait dengan aksi terorisme dan pernah ditangkap pada era Orde Baru.

Meski demikian, penangkapan Abdul Qodir Hasan Baraja (AQHB) kali ini tidak terkait dengan tindak pidana terorisme.

Tetapi Polda Metro Jaya mengkaitkan dengan Undang-Undang Organisasi Masyarakat, UU ITE, dan penyebaran berita hoaks yang menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

Baca Juga: HEBOH KHILAFATUL MUSLIMIN! Berikut Profil Organisasi yang Disebut Terlibat Aksi Terorisme Tersebut

"Ya, AQHB menjadi anggota NII Lampung," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar dikonfirmasi di Jakarta, Selasa 7 Juni 2022.

Aswin menjelaskan AQHB terlibat komando jihad membantu mencarikan amunisi untuk Bom Medan pada tahun 1975.

Setelah kejadian itu, dia melarikan diri ke Ngruki Solo.

Baca Juga: PPATK Sebut Adanya 247 Juta Transaksi Keuangan Mencurigakan, Jokowi: Waspadai Pendanaan Terorisme Era Digital

AQHB kemudian ditugasi oleh terpidana terorisme berinisial ABB, yang jadi pembina mahasiswa Yogyakarta di antaranya berinisial AJ dan IA.

Pada tahun 1979, kata Aswin, Abdul Qodir ditangkap dengan sangkaan terlibat pembunuhan dosen UNS berinisial PMA yang dituding pengkhianat yang menyebabkan ABB, S, dan kawan-kawan ditangkap.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan bahwa Abdul Qodir Hasan Baraja sudah berstatus sebagai tersangka.

"Ada beberapa pasal yang disangkakan terhadap Khilafatul Muslimin, di antaranya Undang-Undang Organisasi Masyarakat, UU ITE, dan penyebaran berita hoaks yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat," kata Dedi.

Baca Juga: Lawan Intoleransi Radikalisme dan Terorisme, Rektor UIN Sunan Kalijaga Jogja Ingin Mahasiswa Jadi Garda Depan

Selain wilayah Lampung, penindakan juga dilakukan di Polres Brebes, Jawa Tengah. Menurut Dedi, ada keterkaitan penegakan hukum di Lampung dan Polres Brebes, Jawa Tengah.

Abdul Qadir Hasan Baraja memiliki keterkaitan dengan penangkapan tiga tersangka konvoi motor Khilafatul Muslimin oleh Polda Jawa Tengah.

Ketiganya ialah Ghozali Ipnu Taman selaku Pimpinan Cabang Khilafatul Muslimin Brebes, Dasmad bin Surjan selaku Pimpinan Ranting Khilafatul Muslimin, dan Adha Sikumbang selaku Pimpinan Ranting Khilafatul Muslimin.

Waspada

Baca Juga: Kader Partai Umat Dibekuk Densus 88 Terkait Terorisme, Polri: Penanganan Tidak Melihat Latar Belakang Sosial

Sebelumnya Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai Kelompok Khilafatul Muslimin.

Kelompok Khilafatul Muslimin baru-baru ini viral usai melakukan konvoi menggunakan sepeda motor di wilayah Jakarta Timur dengan membawa atribut khilafah, Minggu 29 Mei 2022.

"Bagi masyarakat atau siapa pun yang bergabung dalam kelompok itu bahwa kelompok tersebut memiliki sejarah panjang keterkaitan dengan berbagai teror dan radikal," kata Aswin saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan secara historis Kelompok Khilafatul Muslimin ada keterkaitan dan punya arah dengan peristiwanya-peristiwa teror di Indonesia.

Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Baraja pernah ditangkap Densus karena dengan peristiwa teror sebelumnya.

Abdul Qodir Baraja, kata Aswin, pernah bergabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

"Kalau kita lihat dari pendiri kelompok ini atau gerakan ini, dekat sekali dengan kelompok-kelompok radikal, seperti NII," ungkapnya.

Aswin menekankan konvoi atau kampanye yang dilakukan Kelompok Khilafatul Muslimin (KM) sangat dekat dengan terorisme.

Densus tengah menyelidiki peristiwa konvoi tersebut yang bekerja sama dengan unit kepolisian terkait lainnya guna menelusuri kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi dan bagaimana menyikapi selanjutnya.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: PMJ News ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler