Peneliti Kalimantan Temukan Spesies Burung yang Hilang Sejak 172 Tahun Lalu

- 4 Maret 2021, 08:04 WIB
Tangkapan layar - Paparan tentang burung pelanduk dari Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati pada Direktorat Jenderal KSDAE Indra Eksploitasia secara daring diakses dari Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Tangkapan layar - Paparan tentang burung pelanduk dari Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati pada Direktorat Jenderal KSDAE Indra Eksploitasia secara daring diakses dari Jakarta, Selasa (2/3/2021). /Virna P Setyorini/Antara

Berdasarkan spesimen yang dikumpulkan pada 1840-an oleh ahli geologi dan naturalis Jerman, Carl A.L.M. Schwaner selama ekspedisinya ke Kalimantan.

Sejak saat itu, tidak ada spesimen atau penampakan lain yang dilaporkan.

Baca Juga: Bangga Ikut Perkenalkan Budaya Jepang, Japan Corne's Untan Lahirkan Duta Baru

Selain itu, asal muasal spesimen masih menjadi misteri, bahkan pulau di mana spesimen tersebut diambil juga tidak jelas.

Asumsi awal bahwa spesimen tersebut diambil di Pulau Jawa pada 1895 bahwa ahli ornitologi Swiss Johann Büttikofer menunjukkan waktu itu Schwaner berada di Pulau Kalimantan.

Spesimen inilah kemudian menjadi spesimen satu-satunya di dunia sehingga semua rujukan dan deskripsi morfologi burung mengacu kepada satu spesimen tersebut.

Baca Juga: Fasilitasi Seleksi PPDB SMA Pradita Dirgantara, Lanud Supadio Wujudkan Peran Pembangunan Pendidikan di Kalbar

Burung penyanyi yang tergolong dalam keluarga Pellorneidae itu, sebelumnya diklasifikasikan Rentan oleh IUCN.

Pada 2008, status burung tersebut berubah menjadi “Kurang Data” berdasarkan penelitian terbaru yang menunjukkan kurangnya informasi yang dapat dipercaya.

Dalam Peraturan Menteri LHK Nomor P 106 Tahun 2018, burung itu belum masuk satwa dilindungi.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x