Facebook dan Meta Gagal Deteksi Ujaran Kebencian di Platformnya

- 12 Juni 2022, 14:39 WIB
Ilustrasi facebook
Ilustrasi facebook /Pixel/

Membangun kapasitas kami untuk menangkap konten kebencian dan menghasut dalam bahasa yang paling banyak digunakan, termasuk Amharik,” kata Meta dalam pernyataan email.

Baca Juga: Google, TikTok, Facebook dan Twitter Cs Terancam di Inggris, Ada Apa?

Ditambahkan bahwa mesin dan orang masih bisa melakukan kesalahan. Pernyataan itu identik dengan yang diterima Global Witness.

“Kami memilih kasus terburuk yang bisa kami pikirkan,” kata Rosie Sharpe, juru kampanye di Global Witness.

“Yang seharusnya paling mudah dideteksi oleh Facebook. Mereka bukan bahasa kode. Itu bukan peluit anjing. Itu adalah pernyataan eksplisit yang mengatakan bahwa orang seperti ini bukanlah manusia atau orang seperti ini harus mati kelaparan,” tambahnya.

Meta secara konsisten menolak untuk mengakui berapa banyak moderator konten yang dimilikinya di negara-negara di mana bahasa Inggris bukan bahasa utama.

Ini termasuk moderator di Ethiopia, Myanmar, dan wilayah lain di mana materi yang diposting di platform perusahaan telah dikaitkan dengan kekerasan di dunia nyata.

Pada November 2021, Meta menyatakan telah menghapus sebuah posting oleh Perdana Menteri Ethiopia, yang mendesak warga untuk bangkit, dan ‘mengubur’ pasukan saingannya, Tigray, yang mengancam ibu kota negara itu.

Dalam unggahan yang telah dihapus, Abiy mengatakan: “Kewajiban mati untuk Ethiopia adalah milik kita semua.”

Dia meminta warga untuk memobilisasi diri ‘dengan memegang senjata atau kapasitas apa pun’.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x