Sekilas Peternakan Jenazah, Dibayar sebelum Mati: Uang Didonasi untuk Keluarga

- 8 Maret 2021, 03:42 WIB
'PERTANIAN'  JENAZAH - Disebut 'pertanian' karena di lokasi-lokasi inilah, jenazah dibiarkan tergeletak di tempat terbuka sejak masih utuh hingga membusuk hinga terurai menjadi tulang-belulang , demi kepentingan forensik di AS, Inggris, Belanda dan Australia./FOTO: ALL THAT'S INTERESTING/
'PERTANIAN' JENAZAH - Disebut 'pertanian' karena di lokasi-lokasi inilah, jenazah dibiarkan tergeletak di tempat terbuka sejak masih utuh hingga membusuk hinga terurai menjadi tulang-belulang , demi kepentingan forensik di AS, Inggris, Belanda dan Australia./FOTO: ALL THAT'S INTERESTING/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Pernahkah Anda membayangkan jika saat 'waktunya tiba', jenazah Anda, teman, kerabat, ibu, ayah, istri atau anak, dibiarkan tergeletak begitu saja di tempat terbuka, jadi objek penelitian pula: dari jenazah masih utuh  hingga membusuk. Pun, terbuka untuk ditonton siapa saja! 

Toh,  kenyataannya demikian:  ada!  Disebut 'peternakan' karena di situlah jenazah manusia diteliti 'perkembangbiakkan'-nya dari berbagai zat biologis,sejak masih utuh hingga hancur. Lokasinya dibangun di sejumlah tempat di Inggris, AS, Belanda dan Australia untuk penelitian ilmiah.  

Di sini, jenazah ditebarkan, bagai bibit tanaman. Sebelum wafat, orang-orang yang akhirnya mati, kemudian jenasahnya jadi objek penelitian ilmiah, sudah meneken kontrak semasa masih hidup, alias ketika nyawanya belum dijemput oleh Malaikat Jibril. Jenazah kemudian digeletakkan di titik tertentu tapi dikelingi pagar kawat agar aman dari binatang liar untuk diteliti. 

Baca Juga: Waduh, Pejabat Suu Kyi Tewas Berdarah: China bakal Duel dengan Junta?

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Vice, 17 November 2014, peternakan ini awalnya dimulai di Inggris untuk fasilitas penelitian Antropologi Universitas Tennessee,. Lokasinya berada beberapa mil dari pusat Alcoa Highway, Knoxville, Tennessee, tepatnya di belakang Pusat Medis Universitas Tennessee.  

Lokasi ini, pertama kali dimulai pada akhir 1981 oleh antropolog forensik, Dr William M Bass, sebagai fasilitas untuk studi tentang pembusukan sisa-sisa manusia. Bass menjadi kepala departemen antropologi universitas itu pada 1971, dan sebagai antropolog forensik resmi negara bagian untuk Tennessee, dan sering berkonsultasi dalam berbagai kasus polisi yang melibatkan jenazah manusia yang membusuk.  

Pada 1972, karena tak ada fasilitas yang secara khusus mempelajari pembusukan, maka Bass membuka peternakan tubuh pertama di departemen itu di atas sebidang tanah seluas 2,5 hektare dengan dikelilingi pagar kawat silet.  

Baca Juga: Gelar Misa di Reruntuhan Gereja Mosul, Paus ke ISIS: Membunuh atas Nama Tuhan adalah Salah!

Mayat-mayat pun berdatangan kemudian ditempatkan ditaruh secara terpisah dan dibiarkan membusuk.  

Mayat-mayat ini menjadi objek  penelitian  terkait untuk memberikan wawasan tentang dekomposisi dalam berbagai kondisi untuk kasus- kasus forensik.  Pengamatan dan catatan proses pembusukan disimpan, termasuk urutan dan kecepatan pembusukan, serta sejauh mana pengaruh dari aktivitas serangga.  

Tahapan pembusukan manusia yang dipelajari,  dimulai dengan tahap jenazah masih segar, kemudian tahap mengasapi, disusul  pembusukan, dan terakhir,  tahap jenazah mengering. 

Lebih 100 jenazah  disumbangkan ke fasilitas tersebut, setiap tahun.

Beberapa orang, sebelum meninggal, melakukan pra-registrasi. Enam puluh persen uang dari mereka, didonasikan untuk anggota keluarga.  Lebih dari 1.300 orang telah memilih melakukan pra-daftar sendiri.  Salah satu orang paling terkenal yangtelah menyumbangkan tubuhnya, adalah antropolog Grover Krantz, seperti sudah dikonfirmasikan oleh rekannya, David Hunt di Smithsonian.

Di Inggris Libatkan Militer

Di Inggris, sejumlah ilmuwan forensik bekerja sama dengan pihak militer untuk membuka peternakan tubuh pertamanya,  sebuah situs  bagi para peneliti untuk mempelajari pembusukan sisa-sisa manusia.

'Pertanian' ini juga dikenal sebagai fasilitas pemakaman forensik, atau taphonomy, sebuah disiplin ilmu forensik, terkait studi pembusukan dan fosilisasi. Dari lokasi inilah, dihasilkan berbagai data terkait kerusakan jaringan dan tulang manusia dalam kondisi terkendali seiiring terjadinya perubahan kimiawi di tanah, udara dan air di sekitar mayat untuk membantu penyidik ​​kriminal dan forensik.  

Para peneliti berpendapat, mayat-mayat ini menghasilkan informasi yang penting untuk investigasi kriminal yang tidak dapat diperoleh dari penelitian hewan.

Hanya saja, kalangan  kritikus menyatakan, para ilmuwan ini adalah manusia yang begitu mengerikan.

Baca Juga: Dikabarkan Pensiun Sejak Akhir Februari, Begini Kondisi Emma Watson Sebenarnya

Sempat Dirahasiakan 

Di Inggris, menurut dokumen yang diperoleh Nature berdasarkan Freedom of Information Act, lokasi fasilitas ini sempat tak dirinci. Belakangam, terungkap bahwa lokasinya di atas tanah milik Kementerian Pertahanan. Peternakan ini mengambil tubuh yang disumbangkan kemudian membiarkannya di permukaan tanah untuk membusuk.

Peneliti juga dapat mengatur dan mempelajari keadaan tertentu. Misalnya, menempatkan tubuh di dalam air atau di dalam kendaraan di pertanian.   

Menurut Amy Rattenbury, ilmuwan forensik Wrexham Glyndŵr University -yang mempelajari cara-cara untuk menemukan sisa-sisa manusia yang tersembunyi-  bahwa keberadaan pertanian jenazah itu, menjadi sangat mengerikan. 

“Orang-orang ingin berdonasi. Saya mendapatkan panggilan telepon dan email, hampir setiap minggu dari orang-orang yang menanyakan apakah mereka dapat menyumbangkan tubuh mereka atau tubuh orang yang dicintai," katanya sambil merinding.*** 

 

Sumber: Vice

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah