KALBAR TERKINI – Polisi menggunakan gas air mata untuk pengendalian massa saat kerusuhan usai laga Persebaya vs Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Akibatnya, 127 orang dinyatakan meninggal dunia, dan ratusan orang harus di rawat di rumah sakit akibat kerusuhan di Kanjuruhan tersebut.
Gas air mata diduga menjadi pemicu desak-desakan di Stadiun Kanjuruhan, Malang dan memperparah kerusuhan usai laga Persebaya vs Arema FC di Liga 1 Indonesia.
Desak-desakan terjadi akibat adanya gas air mata, membuat penonton panik hingga mereka saling injak.
Ditambah lagi asap dari gas air mata yang membuat penonton sesak nafas.
Lalu seberapa berbahayakan gas air mata ini? Simak larangan FIFA tentang penggunaan gas dalam pengamanan pertandingan sepak bola.
Gas air mata mengandung kumpulan bahan kimia, seperti chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS).