Dengan tinggal bersama di dalam Rumah Betang, memberikan arti bahwa suku Dayak ingin selalu menciptakan kehidupan yang harmonis terhadap lingkungannya.
Menujukkan bahwa suku Dayak adalah warga yang ramah sebab mampu akrab dengan siapapun melalui kehidupan serumah.
Suku Dayak bahkan adalah kelompok yang bersedia membimbing sesama meskipun berbeda suku.
Rumah Betang bukan sekadar tempat tinggal otentik bagi suku Dayak.
Namun di situ juga ada makna filosofis: tentang tata cara mengelola sistem kemasyarakatan.
Bagaimana segala aktivitas dilakukan di Rumah Betang dengan penghuni yang banyak namun tak saling mengganggu, justru sebaliknya memberikan manfaat.
Ketika pemimpin besar keluarga di Rumah Betang (Pambakas Lewu) harus menjadi teladan terhadap banyaknya keluarga yang tinggal.
Tidak bersikap egois dan berpihak. Mampu mengatur keselarasan hidup dan kepentingan masing-masing keluarga yang berbeda. Sambil tetap menjaga tradisi leluhur.***