Mengenal Lebih Dekat Ponpes AL-Zaytun: Sejarah, Sumber Dana, Pengakuan Santri yang Seperti Sakau Akan Doktrin

19 Juni 2023, 11:37 WIB
Potret Pondok Al Zaytun Indramayu/Tangkapan layar Pontren Al Zaytun Indramayu /

KALBAR TERKINI - Pondok Pesantren Al Zaytun, satu di antara pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara yang dikenal dengan Mahad Al Zaytun dan memiliki bangunan tertinggi ke tiga di dunia.

Al Zaytun didirikan tahun 1993 oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) kemudian baru memulai pembangunan di tahun 1996 dan selesai 1999, baru setelah itu dimulai pembelajaran untuk pertama kali.

Pada tahun 1999 tersebut juga menjadi tahun peresmian Al Zaytun yang pada waktu itu di resmikan langsung oleh Presdien B.J Habibie.

Pendirian Al Zaytun pada awalnya mengalami kesulitan lahan sebelum mendapatkan lahan di Indramayu yang sekarang ini.

Baca Juga: Hasil Lengkap Moto2 Jerman 2023 dan Klasemen Setelah Balapan, Acosta Rebut Podium Tanpa Perlawanan

Sebelum menemukan lokasi di Indramayu, Panji Gumilang harus mencari tanah ke beberapa daerah mulai dari wilayah Timur Jawa seperti Banyuwangi, Subang, Sukabumi bahkan ke Lampung.

Panji kemudian menemukan sebuah desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, saat itu Panji Gumilang di tawarkan oleh seorang penduduk sebuah lahan seluas 60 hektare dengan harga murah karena memiliki tanah yang jelek.

Saat itu Panji Gumilang langsung menyetujui hingga akhirnya mendapatkan luas lahan selebar 1.200 hektar.

Untuk membeli lahan tersebut Panji Gumilang menggunakan gaji yang diperoleh ketika menjadi pekerja di luar negeri dan sebagian lagi mendapatkan dana wakaf dari 20 orang temannya.

Mulai dari saat itulah Ponpes Al-Zaytun berkembang sampai sekarang.

Baca Juga: Peluang Usaha Pertamini,Cek Apa Saja yang Harus dipersiapkan

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang yang merintis pembangunan Ponpes tersebut dari awal.

Doktrin yang Bikin Sakau

Mantan pengurus Ponpes Al Zaytun tahun 2000 hingga 2002, Ken Setiawan mengungkapkan awal perekrutan menggunakan sugesti-sugesti agama dengan pola mirip multi level marketing.

"Untuk melalukan perekrutan, di sana menggunakan sugesti-sugesti agama, tapi polanya mirip multi level marketing," ungkapnya seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu 18 Juni 2023.

Menurutnya, pemahaman ajaran mereka diharuskan bisa disebarkan kepada orang lain dan sudah seperti narkoba, bahkan sakaunya lebih berbahaya.

"Kalau narkoba bisa direhabilitasi lalu dosisnya dikurangi maka akan sembuh.

Tapi ini akan selalu merasa paling benar dan yang benar hanya diri sendiri sementara yang lain adalah kafir," jelasnya.

Baca Juga: Herman Hofi: Orangtua Siswa Keberatan Bukan Acara wisudanya tapi Biaya yang Harus Dibayar, Pemkot Harus Tegas

Perekrutan hanya membutuhkan waktu dua jam untuk memberikan doktrin, bahkan berhasil merampas semua harta benda milik jamaah.

Menurut mereka, merampok harta tidak masalah karena masih dalam kondisi perang, di mana harta itu bersifat goninah atau rampasan perang.

"Jadi menurut mereka itu merampok harta tidak apa-apa karena ini dalam kondisi perang. Harta itu adalah gonimah atau rampasan perang," ujar Ken.

Dalam merampas harta jemaah itu, pihak Ponpes Al Zaytun bahkan menghalalkan segala cara dan kepada siapa saja.

jika ada pilihan harus menyelamatkan nyawa orang tua atau harta orang tua, jemaah di doktrin untuk lebih memilih menyelamatkan hartanya terlebih dahulu.

Santri Al-Zaytun ramai-ramai tinggalkan Ponpes

Komentar Pedas UAS

Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan komentarnya terkait Pondok Pesantren Al-Zaytun yang belakangan menjadi sorotan.

Melalui dakwah yang disampaikannya, UAS meminta kepada publik untuk lebih berhati-hati menyekolahkan anak agar tak mendapat ajaran aliran sesat.

"Jangan memasukkan anak karena bangunan megah, rupanya aliran sesat," ujar Ustaz Abdul Somad,

UAS kemudian menirukan lagu yang menurutnya memiliki arti salam yang biasa dilakukan oleh orang atau kaum tertentu.

"Bisa pula, Tuan Syekh-nya, di depan santri di dalam masjid, anak-anak diajarkan lagu. Lagunya 'Haveno, shaloom aleichem," lanjutnya.

UAS meminta agar Panji Gumilang ditangkap.

Menurutnya, pemimpin ponpes Al-Zaytun tersebut merupakan antek kaum tertentu.***

Ustadz Abdul Somad komentar pedas soal ajaran sesat di Ponpes Al-Zaytun.

 

Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler