VIRAL! Belum Selesai Dibangun, Geobag Penahan Banjir Jokowi di Sintang Sudah Jebol

- 2 Februari 2022, 22:18 WIB
Kondisi Geobag penahan banjir di Kabupaten Sintang yang jebol akibat tingginya curah hujan. Geobag ini baru direncanakan selesai Maret 2022 mendatang
Kondisi Geobag penahan banjir di Kabupaten Sintang yang jebol akibat tingginya curah hujan. Geobag ini baru direncanakan selesai Maret 2022 mendatang /Istimewa/Facebook @Teddy

Pemerintah kemudian membangun geobag sebagai langkah antisipasi jangka pendek banjir akan kembali terulang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono Desember 2021 lalu menyebut geobag tersebut merupakan antisipasi jangka pendek.

"Kami meninjau pembangunan infrastruktur dalam mengatasi Banjir Sintang dalam jangka pendek yaitu dengan membuat tanggul dari geobag dan geotube yang diisi pasir.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Murka Sikapi Banjir Sintang, Pemerintah Lalai Atasi Masalah Lingkungan, Eksak Kalah Lawan Politik

Diharapkan dalam jangka pendek dapat mengatasi banjir," kata Presiden Jokowi.

Selanjutnya dalam jangka menengah dan panjang, Presiden mengatakan perlu dilakukan langkah perbaikan lingkungan termasuk aliran sungai.

"Utamanya perbaikan daerah tangkapan hujan (catchment area) dengan penanaman kembali pohon di daerah-daerah sekitar Sungai Kapuas maupun Sungai Melawi," ujar Presiden.

Presiden berharap dengan adanya penanaman pohon kembali di sekitar wilayah Sungai Kapuas dan Melawi dapat mengembalikan fungsi tangkapan air di hulu sungai.

Baca Juga: Lembaga Gemawan Galang Bantuan Banjir Sintang, Siapkan Konser Amal Bertajuk Be The Change For Climate

"Saya perintahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta perusahaan-perusahaan swasta besar yang ada di sini untuk membuat persemaian sehingga penanaman kembali dapat berjalan," tutur Presiden Jokowi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air (catchment area) di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang sudah banyak berkurang.

Sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai yang padat penduduk.

"Untuk penanganan jangka pendek, kami pasang geobag yang kuat di area yang tepat, yang terdampak besar, seperti pusat ekonomi kota.

Saya sudah menugaskan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 1 dan PT. Wijaya Karya untuk bekerja dan segera menyelesaikannya.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber PUPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x