PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Otoritas terkait di Kalimantan Barat diharapkan bijak mencermati kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebab dalam banyak kasus, karhutla terjadi akibat pembakaran lahan yang cenderung tidak sesuai kearifan lokal untuk perkebunan-perkebunan besar.
Adapun pembakaran lahan untuk membuka ladang oleh masyarakat Suku Dayak, dilakukan dalam musim-musim tertentu berdasarkan kearifan lokal. Upaya ini semata untuk memenuhi kebutuhan hidup terutama sebagai petani. Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Jurnal Untan (Universitas Negeri Tanjungpura) edisi tahun 2017 volume V bertajuk Jurnal Hutan Lestari, leluhur masyarakat Dayak sudah mengajarkan kiat-kiat khusus dalam membakar hutan untuk membuka ladang.
Kiat ini adalah melokalisir api selama pembakaran hutan. Pembakaran hanya di titik tertentu yang bakal dijadikan ladang atau perkebunan. Hal ini disesuaikan dengan karakter tanah di Kalbar yang gampang terbakar karena jenis lahan gambut.
Usai melakukan ritual adat, proses membakar lahan dilakukan oleh tenaga pembantu berjumlah lima-enam orang. Jika lahan yang akan digarap berukuran besar, maka tenaga yang dibutuhkan mencapai delapan orang.
Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal di Usia 99 Tahun, Berikut Perjalanan Duke of Edinburgh
Baca Juga: Materi Kutbah Jumat Minggu ini, Marhaban ya Ramadhan Bulan Penuh Ampunan
Baca Juga: Buyil, 'Penunggu ' Taman Buaya masih Pimpin Forum Wartawan Hiburan
Alat-alat yang digunakan selama pengendalian api, berupa air dan dedaunan kayu yang masih muda. Setiap sisi lahan diberi batasan api, berupa batang kayu hidup yang baru ditebang, sehingga menahan api agar tidak merambat ke tempat lain. Hal ini karena batang kayu yang masih hidup, diyakini dapat menahan api lantaran masih memiliki kandungan air air yang cukup banyak di bagian batang sehingga tidak mudah terbakar.
Batang kayu yang masih hidup tersebut, tidak hanya sebagai penahan api, melainkan juga sebagai pembatas antara ladang yang satu dengan ladang lainnya. Ketika api dalam proses pembakaran, pembakar ladang harus pandai melihat arah angin sehingga api dapat dikendalikan.