Kasus Covid-19 di Sanggau Terus Bertambah, Warga Diminta Virus Sars Cov-2

26 April 2021, 17:12 WIB
Plt Kepala Dinas Kabupaten Sanggau, Ginting /KALBAR TERKINI, MULYANTO ELSA

 

SANGGAU, KALBAR TERKINI - Konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sanggau terus bertambah.

Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sanggau, terjadi penambahan 11 kasus per tanggal 25 April 2021.

Dari semula 703 bertambah 11 kasus menjadi 714 kasus dengan 11 orang karantina, 5 orang isolasi perawatan, 84 orang isolasi mandiri dan 598 sembuh.

Baca Juga: Berbagi Kebahagiaan Ramadan, Satgas Pamtas Yonif 642/Kps Bagikan Sembako kepada Warga

“Meninggal dunia 16 orang dan menunggu hasil lab 189. Ini data per Minggu, 25 April 2021," kata Plt Kepala Dinas Kabupaten Sanggau Ginting.

Menurut dia, bertambahnya kasus konfirmasi Covid-19 ini kemungkinan disebabkan adanya varian baru dari Virus Sars Cov-2. 

"Apalagi saat kasus meningkat drastis dan angka kematian meningkat. Tetapi untuk memastikannya tetap berdasarkan hasil dari pemeriksaan Lab Genetic Sains. Yang jelas kalau kasus meningkat, kematian juga meningkat," ujar Ginting.

Baca Juga: Bupati Sanggau Sebut Bukan Musim Berladang, Pastikan Tidak Ada Karhutla di BUmi Dara Nante   

Meskipun belum bisa memastikan adanya Virus Sars Cov-2, Ginting meminta potensi keberadaan virus tersebut perlu diwaspadai.

"Indikasinya perlu kita waspadai, tetapi kepastiannya berdasarkan hasil Lab Genetic Sains Indonesia di Jakarta. Oleh karenanya, langkah pencegahan sangat penting dengan memperhatikan pemetaan zona atau kluster, sehingga tindakan bisa lebih fokus, efektif dan efisien," katanya.

Terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19 di tiga kabupaten di Kalbar, yaitu Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang.

Baca Juga: Sosialisasi Soal Virus Nipah, Paolus Hadi Harapkan Masyarakat Memahami Penyakit Ini

Maka dari itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalbar mengingatkan masyarakat untuk menunda perjalanan ke ketiga daerag tersebut.

"Mengingatkan masyarakat untuk menunda berkunjung atau melakukan perjalanan antar kabupaten. Kecuali untuk hal-hal mendesak dan tidak dapat dihindari," kata Kadinkes Kalbar, Harisson.

Harisson menerangkan, pelarangan tersebut dikuatjan dengan adanya surat Gubernur Kalbar kepada Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten, Nomor: 445/3396/Dinkes Yankes terkait Penanganan Peningkatan Kasus Covid-19, tertanggal Senin 19 April 2021.

Baca Juga: Ancaman Virus Nipah, Pemkab Sanggau Perketat Jalur Perbatasan Malaysia

"Karena di perjalanan, risiko tertular Covid-19 akan tinggi," ujar Harisson.

Selain itu, lanjut Harisson, Satgas Penanganan Covid-19 tiap daerah diminta melaksanakan tracing dan testing melalui rapid test antigen dan PCR secara massal.

Kemudian, melakukan isolasi warga positif serta melaksanakan razia masker di tempat-tempat umum.

"Satgas kabupaten juga diminta melakukan pembatasan aktivitas malam masyarakat sampai pukul 20.00 WIB," ucap Harisson.

Baca Juga: Lewat Belanja Tak Terduga, Pemkab Sanggau Siaga Antisipasi Karhutla

Sementara itu, sejak pandemi sampai Minggu (18/4), total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kalbar sebanyak 6.946 orang. Sebanyak 6.079 orang atau 87,51 persen telah dinyatakan sembuh.

"Meninggal dunia 40 orang atau 0,57 persen," papar Harisson.

Lalu, muncul satu klaster baru penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Ketapang, Kalbar. Harisson menyebut, kalster baru tersebut terdiri dari sejumlah karyawan perusahaan di Kecamatan Manismata, Kecamatan Air Upas dan Kecamatan Marau.

Baca Juga: Lewat Belanja Tak Terduga, Pemkab Sanggau Siaga Antisipasi Karhutla

"Klaster karyawan beberapa perusahaan yang berlokasi di tiga kecamatan," kata Harisson.

Setelah muncul klaster Covid-19 dari Takziah Harisson menerangkan, munculnya klaster itu diduga disebabkan karyawan yang keluar masuk melalui Kalteng.

"Baik jalan darat maupun udara lewat Bandara Pangkalan Bun," ujar Harisson. Untuk itu, Harisson meminta Satgas Penanganan Covid-19 Ketapang harus memperketat pintu masuk darat dan udara dari Kalteng.

"Sebaiknya perusahaan perusahaan menyiapkan laboratorium PCR untuk kesehatan dan keselamatan karyawan serta masyarakat di sekitar perusahaan tersebut," ucap Harisson.

Baca Juga: Truk Terbakar di Sanggau-Kalbar, Diduga Milik Toko Modern Indomaret

Sebagaimana diketahui, Minggu 11 April 2021, terdapat tambahan 52 kasus baru Covid-19 di Kalbar.

Masing-masing berada di Kota Pontianak 5 orang, Kabupaten Kapuas Hulu 4 orang, Kabupaten Kayong Utara 1 orang, Kabupaten Ketapang 20 orang. Kemudian Kabupaten Kubu Raya 3 orang, Kabupaten Mempawah 5 orang, Kabupaten Sambas 1 orang, Kabupaten Sekadau 2 orang.

Lalu Kabupaten Sanggau 2 orang, Kota Singkawang 5 orang, dan Kabupaten Bengkayang 3 orang.

"Sejak pandemi, total kasus 6.413 orang. Sembuh 5.790 orang atau 90,28 persen. Meninggal dunia 34 orang atau 0,53 persen," kata Harisson.

Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Mengkhawatirkan, Disdikbud Kota Pontianak Tunda Ujian Sekolah

Gubernur Kalbar Sutarmidji mengeluarkan surat peringatan untuk warga di tiga kabupaten yakni Sintang, Sanggau, dan Ketapang.

Warga di tiga kabupaten itu dilarang keluar kota karena kasus Covid-19 yang meningkat.

"Melalui surat dengan nomor 445/3396/Dinkes Yankes terkait penanganan peningkatan kasus Covid-19 telah mengeluarkan surat peringatan kepada tiga kabupaten tersebut agar tidak melakukan perjalanan ke luar kota," tutur Harisson.

Harisson menjelaskan surat peringatan itu karena gubernur sebagai Ketua Satgas Covid-19 ingin menekan kasus positif corona yang semakin tinggi di tiga kabupaten tersebut. 

Selain itu, ketiga kabupaten tersebut juga diminta melakukan isolasi masyarakat dngan kasus CT di bawah 25 melakukan isolasi ketat di bawah pengawasan Satgas Covid-19 tingkat desa. 

Baca Juga: Turut Berduka Cita Atas Musibah KRI Nanggala-402, Personel Lanud Supadio Selenggarakan Doa Bersama

Selanjutnya Satgas Covid-19 di tiga kabupaten itu juga diminta lebih disiplin melakukan razia protokol kesehatan dan mengurangi kerumunan termasuk belajar tatap muka dan kegiatan perkantoran.

"Mereka juga kita ingatkan untuk gencar melakukan razia masker di tempat umum, selain memberhentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka. Kami juga mengimbau agar tiga darah ini bisa menerapkan work from home dengan komposisi lima persen, membatasi jam malam dan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat," tuturnya.

Sebelumnya pemerintah pusat resmi menetapkan Kalbar sebagai salah satu provinsi yang menerapkan PPKM Mikro mulai 20 April 2021.

Baca Juga: Masuk Pontianak Harus Rapid Test Antigen, Edi Kamtono: Satgas Covid-19 Tidak Pernah Lengah

Demikian pula klaster pernikahan di Sekadau. Ada satu orang positif Covid-19 meninggal.

Seorang warga Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat meninggal dunia akibat Covid-19. Pasien tersebut berasal dari klaster penyebaran Covid-19 acara pernikahan.

"Kasus meninggal merupakan warga Desa Tapang Semadak yang berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Sekadau, Henry Alpius.

Menurutnya dari klaster pernikahan di Tapang Semadak ini ada 32 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlahnya diperikirakan akan bertambah karena puskesmas terus melakukan pelacakan kontak erat.

Baca Juga: Patroli Tapal Batas Negara, Satgas Pamtas Yonif 407/PK Temukan Kayu Hasil Pembalakan Liar

Penyebaran Covid-19 bermula dari satu keluarga yang menggelar acara pernikahan di barak salah satu perusahaan di wilayah Simpang Empat Kayu Lapis.

Undangan yang datang berasal dari banyak daerah termasuk dari Kabupaten Sintang.

Dari hasil penelusuran pasien positif Covid-19 yang meninggal tersebut ditemukan lagi 14 orang terpapar.  

"Namun dengan gejala ringan sehingga tidak dirawat di RSUD Sekadau dan banyak yang dirawat di Tapang Semadak," katanya.

Dia mengakui kasus Covid-19 di Sekadau meningkat dalam sepekan terakhir. Jumlah pasien positif yagn dirawat di RSUD Sekadau saat ini berjumlah tujuh orang. 

Baca Juga: Ini Kronologi Kabinda Papua Gugur Ditembak KKB saat Tinjau Rumah Warga yang Dibakar

Mayoritas pasien positif Covid-19 di Sekadau menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Kenaikan kasus terjadi satu minggu terakhir, karena tingkat kejenuhan masyarakat dan kendornya penerapan protokol kesehata mulai terjadi," katanya. ***

Editor: Ponti Ana Banjaria

Tags

Terkini

Terpopuler