Moskow telah membantah klaim tersebut.
Putin sebelumnya menyatakan, 'Anglo-Saxon', bahasa sehari-hari untuk aliansi AS-Inggris, bisa berada di balik sabotase itu.
Sabotase tersebut digambarkan oleh Rusia sebagai 'tindakan terorisme internasional'.
Tak lama setelah kebocoran ditemukan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memuji insiden itu.
Tapi, teganya, insiden ini disebutnya sebagai 'kesempatan luar biasa' bagi Eropa.
Hal ini 'untuk sekali dan untuk semua menghilangkan ketergantungan akan energi Rusia'.
Pada akhir September 2022, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev menyatakan, Moskow telah melacak pelakunya.
Moskow telah memperoleh 'bahan-bahan tertentu'.
Ini menunjukkan adanya jejak Barat dalam mengatur dan mengeksekusi' ledakan tersebut.
Patrushev berpendapat, AS adalah penerima manfaat utama dari gangguan tersebut.