Hanya saja, masyarakat internasional tidak menunjukkan tanda-tanda membiarkan hal itu terjadi.
Rudal terbaru ini diluncurkan dari wilayah Pyongyang, Ibukota Korut, dan mendarat di antara Semenanjung Korea dan Jepang.
Demikian ditegaskan oleh Kepala Staf Gabungan Korsel dalam sebuah pernyataan.
Rudal pertama terbang 350 kilometer dan mencapai ketinggian maksimum 80 kilometer.
Baca Juga: Rusia Hajar Ukraina dengan Rudal Hipersonik Baru: Begini Cara Kerjanya
Sedangkan rudal kedua terbang 800 kilometer pada puncak 60 kilometer.
Rincian penerbangan serupa sesuai dengan penilaian Jepang yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada.
Ditegaskan, rudal tersebut tidak mencapai zona ekonomi eksklusif Jepang.
Menurut Hamada, rudal kedua Korut itu kemungkinan diluncurkan di lintasan yang 'tidak teratur'.
Ini adalah istilah yang sebelumnya digunakan untuk menggambarkan karakteristik penerbangan senjata Korut, Utara yang dimodelkan setelah rudal Iskander Rusia.