Rusia Luncurkan Satelit Iran, AS pun 'Sakit Gigi'

- 10 Agustus 2022, 08:33 WIB
Roscosmos / TASS via The Moscow Times
Roscosmos / TASS via The Moscow Times /

KALBAR TERKINI - Kencangnya kerjasama antara Rusia dan Iran terjawab lewat peluncuran satelit Iran oleh Rusia dari Kazakhstan, Selasa, 9 Agustus 2022 pagi.

Laporan AFP, dikutip The Moscow Times, yang dilansir Kalbar-Terkini.com, Selasa, kemungkinan satelit ini akan digunakan pula untuk meningkatkan pengawasan Rusia terhadap sasaran militernya di Ukraina.

Satelit Khayyam diluncurkan oleh badan antariksa Rusia Roscosmos lewat roket Soyuz-2 dari kosmodrom Baikonur yang dikendalikan Rusia pada waktu yang dijadwalkan, 05:52 GMT.

Baca Juga: Sergey Lavrov Cs Siap ke New York: Menanti Reaksi AS atas Kehadiran Rusia di Sidang Umum PBB

Mempertahankan hubungan dengan Moskow dan menahan diri dari kritik terhadap invasi Ukraina, Iran telah berusaha menangkis kecurigaan bahwa Moskow dapat menggunakan Khayyam untuk memata-matai Ukraina.

Rusia diklaim 'berencana untuk menggunakan satelit selama beberapa bulan atau lebih' untuk membantu upaya perangnya sebelum mengizinkan Iran mengambil alih.

Hal ini terkuak pekan lalu lewat laporan harian AS, The Washington Post, mengutip pejabat intelijen Barat yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Wagner Grup, Tentara Bayaran Rusia Mengganas di Afrika: Bantai Warga Mali dan Mauritania

Sementara itu, Badan Antariksa Iran (ISA) menyatakan pada Minggu bahwa republik Islam itu akan mengendalikan sendiri satelit Khayyam sejak hari pertama.

"Tidak ada negara ketiga yang dapat mengakses informasi yang dikirim oleh satelit karena algoritma terenkripsi," katanya.

Tujuan Khayyam adalah untuk memantau perbatasan negara, meningkatkan produktivitas pertanian, memantau sumber daya air dan bencana alam, lanjut pihak ISA.

Dalam pernyataan pra-peluncuran pada Senin, ISA memuji faktor keandalan yang tinggi dari peluncur Soyuz.

Baca Juga: Bintang Basket AS Divonis Sembilan Tahun di Rusia, Hubungan AS-Rusia kian Panas!

"Karena berat satelit Khayyam lebih dari setengah ton dan tingkat keberhasilan peluncur Soyuz yang sangat tinggi, peluncuran satelit Khayyam telah dipercayakan ke Rusia," demikian pernyataan di situs web ISA.

Ketika isolasi internasional terhadap Moskow tumbuh di bawah beban sanksi Barat atas Ukraina, Kremlin berusaha mengarahkan perhatiannya ke Timur Tengah, Asia dan Afrika.

Kremlin kemudian menemukan klien baru untuk program luar angkasa negara itu, yakni Iran.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan timpalannya dari Iran Ebrahim Raisi dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei di Teheran pada Juli lalu.

Inilah salah satu dari sedikit perjalanannya ke luar negeri sejak invasi Rusia dimulai di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Khayyam, tampaknya dinamai polymath Persia abad ke-11 Omar Khayyam, bukanlah satelit Iran pertama yang Rusia tempatkan ke luar angkasa.

Pada 2005, satelit Sina-1 Iran dikerahkan dari kosmodrom Plesetsk di Rusia.

Iran saat ini sedang bernegosiasi dengan kekuatan dunia, termasuk Moskow, untuk menyelamatkan kesepakatan 2015 yang bertujuan mengekang ambisi nuklir Teheran.

AS -yang keluar dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) di bawah Presiden Donald Trump pada 2018- menuduh Iran secara efektif mendukung perang Rusia melawan Ukraina sambil mengadopsi 'selubung netralitas'.

Selama pertemuannya dengan Putin pada Juli 2022, Khamenei menyerukan kerja sama jangka panjang dengan Rusia.

Teheran juga telah menolak untuk bergabung dengan kecaman internasional atas invasi Moskow terhadap Ukraina, tetangganya yang pro-Barat.

Iran menegaskan program luar angkasanya hanya untuk tujuan sipil dan pertahanan, dan tidak melanggar kesepakatan nuklir 2015, atau perjanjian internasional lainnya.

Pemerintah Barat khawatir bahwa sistem peluncuran satelit menggabungkan teknologi yang dapat dipertukarkan dengan yang digunakan dalam rudal balistik.

Rudal ini mampu mengirimkan hulu ledak nuklir, sesuatu yang selalu ditolak Iran untuk dibangun.

Iran berhasil menempatkan satelit militer pertamanya ke orbit pada April 2020, dan menuai teguran keras dari AS.***

Sumber: AFP, The Moscow Times

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: AFP Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x