Lagi, Rakyat Myanmar Meratap: Para Menlu ASEAN tak Kompak, Teken 'Komunike Mandul'

- 7 Agustus 2022, 16:10 WIB
Sejumlah warga di Yangon, Myanmar, menggelar protes pascaeksekusi mati para aktivis pada 25 Juli 2022.
Sejumlah warga di Yangon, Myanmar, menggelar protes pascaeksekusi mati para aktivis pada 25 Juli 2022. /Reuters/Lu Nge Khit/

Kamboja kemudian dituduh oleh Filipina dan Vietnam telah menghalangi penyebutan konflik teritorial yang semakin tegang.

Ini adalah pertama kalinya bagi blok tersebut, yang didirikan pada 1967, gagal mengeluarkan komunike pasca-konferensi dalam sejarahnya.

Penggulingan pemerintah Suu Kyi oleh militer memicu protes damai yang meluas yang ditindas dengan kekerasan.

Protes ini telah berkembang menjadi perlawanan bersenjata, dan negara itu telah tergelincir ke dalam apa yang oleh beberapa pakar PBB dicirikan sebagai perang saudara.

Lebih dari 2.100 orang telah dibunuh oleh pemerintah militer sejak mengambil alih kekuasaan dan hampir 15.000 telah ditangkap, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Ini adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang melacak pembunuhan dan penangkapan.

Adapun larangan bagi pemerintah miiliter Myanmar untuk mengikuti pertemuan itu juga sempat diprotes oleh sesama anggota ASEAN.

"Anda mencoba memecahkan masalah di Myanmar, tanpa berbicara dengan mereka,” kecam juru bicara Kamboja untuk pertemuan tersebut, Kung Phoak.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Kamboja yang juga menjabat sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar ini menyatakan seharusnya militer Myanmar dilibatkan.

“Kami mencoba berbicara dengan mereka, mencoba menjelaskan kepada mereka, mencoba mengungkapkan rasa frustrasi kami," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x