Kemenangan ini membuat pemimpin KMT, Chiang Kai-Shek, harus mundur ke Taiwan. KMT kemudian mendeklarasikan Taipei sebagai ibu kota Republik China (ROC).
RRC mendapatkan cukup suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1971, membuat ROC harus bubar, pun mengakui RRC sebagai perwakilan China dalam badan itu.
Sejak itu, China dan Taiwan berupaya memperbaiki hubungan mereka dan sempat membaik pada 1990-an.
Namun, hubungan keduanya kembali kusut setelah Chen Shui Bian, tokoh dari Partai Demokrasi Progresif (DPP), terpilih menjadi presiden Taiwan pada 2002.
Baca Juga: Tiongkok Blokade Pulau Taiwan, Pakar China: Kami Miliki Kemampuan Membunuh!
Chen dikenal mendukung kedaulatan dan pengakuan atas kemerdekaan Taiwan sebagai suatu negara secara formal.
Nilai ini tentu saja bertentangan dengan paham Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari kedaulatannya.
Situasi Taipei dan Beijing semakin panas setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi melawat ke Taiwan beberapa waktu lalu.
Media pemerintah China Global Times merilis pengumuman bahwa militer China bakal melangsungkan latihan militer tembakan langsung di enam area sekitar Taiwan mulai Kamis 4 Agustus hingga Minggu 7 Agustus 2022.