Pangeran Charles Terima Duit dari Osama bin Laden, Kemenlu: Memalukan dan Mengerikan!

- 2 Agustus 2022, 16:13 WIB
Osama bin Laden duduk bersama penasihatnya Ayman al-Zawahiri, seorang Mesir yang terkait dengan jaringan al Qaeda, selama wawancara dengan jurnalis Pakistan Hamid Mir (tidak ada di foto) dalam gambar yang disediakan oleh surat kabar Dawn 10 November 2001.
Osama bin Laden duduk bersama penasihatnya Ayman al-Zawahiri, seorang Mesir yang terkait dengan jaringan al Qaeda, selama wawancara dengan jurnalis Pakistan Hamid Mir (tidak ada di foto) dalam gambar yang disediakan oleh surat kabar Dawn 10 November 2001. /Hamid Mir/Editor/ Koran Ausaf untuk Fajar/Handout Harian via REUTERS/File Foto

Sejak tahun 1992, Osama dan anggota-anggota lainnya dari gerakan Al Qaeda, menjadi target sasaran militer AS yang bertugas di Saudi, Yaman, dan satuan militer yang ditugaskan di Tanduk Afrika, termasuk di Somalia.

Pada Oktober 1993, kelompok Osama dituduh membunuh 18 orang anggota militer berkebangsaan AS yang sedang bekerja untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan penderitaan di Somalia.

Mayat tentara pekerja sosial itu diseret dan dianiaya di sepanjang jalan-jalan raya.

Pada 1996, Osama dikenai hukuman atas tuduhan melatih orang-orang yang terlibat dalam penyerangan dan pembunuhan tentara pekerja sosial itu.

Osama juga mengaku bahwa kelompoknya bersama kaum radikal setempat telah membunuh tentara-tentara itu.

Penegak hukum AS juga menuduh bahwa Osama memiliki jaringan dengan serangan-serangan yang gagal di dua hotel di Yaman, tempat bermalam para tentara ASdalam perjalanan ke Somalia.

Pada 7 Agustus 1998, delapan tahun setelah penugasan operasional militer, Osama dituduh meledakkan dua truk bermuatan bom di luar Kedutaan Besar ASdi Nairobi, Kenya dan di Dar es Salaam, Tanzania.

Osama menolak bertanggungjawab, tetapi terdapat bukti adanya surat-surat faksimili yang dikirimkan oleh kelompok Usamah di London setidaknya kepada tiga agen penjualan media internasional.

Para hakim juga menunjukkan pengakuan para pelaku tindak kriminal tertuduh pelaku pengeboman Kedutaan-Kedutaan Besar AS, yang mengakui bahwa mereka adalah anggota gerakan Al Qaeda.

Pada 20 Agustus 1998, Presiden Bill Clinton mengirim armada kapal perang AS untuk menggempur kamp-kamp pelatihan Osama di Afganistan dan menggempur pabrik reaktor kimia di kota Khartoum, Sudan.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Mirror Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah