KALBAR TERKINI - Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) didera resesi ekonomi setelah Amerika Serikat (AS) menyusul berkurangnya pasokan gas alam dan minyak dari Rusia.
Negara-negara berekonomi kuat ini, tentu saja tidak akan menjadi negara bangkrut, sebagaimana yang dialami oleh negara kecil yang miskin seperti Sri Lanka.
Hanya saja, pasca berbagai sanksi yang dijatuhkan oleh UE da AS, Rusia sebagai pemasok gas alam dan minyak terbesar di UE, bereaksi keras.
Samksi-sanksi itu, tak lain sebagai 'hukuman' ke Rusia atas 'operasi militernya' ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 menyusul ke Krimea.
Di UE, Rusia secara bertahap mengurangi aliran gasnya lewat pipa Nordstream, dan juga minyaknya termasuk ke AS, sebelum Rusia diprediksi akan segera mematikan total semua pasokan energi itu.
Dari catatan Kalbar-Terkini.com, krisis tersebut bersifat jangka pendek, karena negara-negara anggota UE, sedang menyiapkan pembangkit listrik dari batubara.
Hanya saja, terlalu banyak pembangkit listrik 'kuno' yang sudah mangkrak atauj rusak, sebagaimana terjadi di Belanda yang rusak akiibat gempa bumi tektonik.
Baca Juga: MASYA ALLAH! Orang Eropa Doyan Makan Mumi: Tulang Diisap-isap Mirip Nikmati Asam Pedas!
Padahal, ketika pembangkit-pembangkit lsistrik tenaga batubara sudah beroperasi, maka ketergantungan UE akan pasokan energi dari Rusia, setidaknya akan aman.