Eropa Terancam Kelaparan, Panik Hadapi Musim Dingin: Rusia Gunakan 'Senjata Pamungkas'

- 19 Juli 2022, 14:27 WIB
Peta EROPA
Peta EROPA /Pexels/Lara James

Pejabat Jerman meminta warga dan pengusaha mematikan AC karena selama gas alam dijatah, dan pemerintah memulai kembali pembangkit listrik batu bara.

Sebuah utilitas raksasa meminta dana talangan (bailout) dari pembayar pajak, dan lebih banyak lagi yang akan dikenai pajak.

Industri susu kebingungan untuk mempasteurisasi susu. Euro sebagai mata uang di UE telah merosot ke level terendah dalam 20 tahun terakhir terhadap dolar, AS, sehingga prediksi resesi kian meningkat.

Titik-titik tekanan itu adalah tanda-tanda bagaimana konflik -dan Kremlin secara bertahap menghentikan gas alam yang membuat industri terus bersenandung- memprovokasi krisis energi di Eropa dan meningkatkan kemungkinan terjun kembali ke dalam resesi, tepat ketika ekonomi pulih dari pandemi COVID-19.

Sementara itu, biaya energi tinggi yang dipicu oleh perang, menguntungkan Rusia sebagai pengekspor minyak dan gas alam utama.

Mata uang rubel dan inflasi di Rusia tetap stabil karena bank sentralnya gesit dan sudah pengalaman karena selama bertahun-tahun telah hidup dengan sanksi, termasuk sanksi-sanksi terbaru sejak medio 2022.

Namun, dalam jangka panjang, para ekonom menilai bahwa Rusia (sambil menghindari kehancuran total) akan 'membayar harga yang mahal' untuk perang.

Rusia diprediksi akan mengalami stagnasi ekonomi yang dalam melalui hilangnya investasi dan pendapatan yang lebih rendah bagi rakyatnya.

Adapun tantangan yang paling mendesak di UE adalah jangka pendek: inflasinya telah mencapai rekor 8,6 persen.

Selain itu, UE harus bisa melewati musim dingin tanpa kekurangan energi yang melumpuhkan. Benua itu bergantung dari gas alam Rusia, sehingga harga energi yang lebih tinggi mengalir ke pabrik, biaya makanan, dan tangki bahan bakar.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah