Kapal Perang Rusia dan China Muncul di Senkaku, Jepang Panik: Amerika, Tolong!:

- 6 Juli 2022, 07:33 WIB
kapal Rusia yang diketahui ditembak oleh rudal neptunus Ukraina
kapal Rusia yang diketahui ditembak oleh rudal neptunus Ukraina / cbs news


KALBAR TERKINI - Kapal-kapal perang Rusia dan China mendadak bermunculan serempak di Kepulauan Senkaku milik Jepang di Laut China Timur.

Kemunculan kapal-kapal ini terjadi dalams elang dua hari hingga Senin, 4 Juli 2022 ini. Pada Senin kemarin, tiga kapal angkatan laut Rusia melintas di antara dua pulau paling barat Jepang, Yonaguni dan Iriomote.

Insiden serupa, dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran India, The Republic World, Senin, 4 Juli 2022, kembali dilaporkan di sekitar Kepulauan Senkaku di Laut China Timur.

Baca Juga: Kartel Taiwan Kendalikan Asia Pasifik: Indonesia Pasar Empuk, Mayoritas Masuk lewat Kapal Nelayannya

Menurut sebuah laporan oleh Kantor Berita Pemerintah Jepang, Kyodo, pihak berwenang menyatakan bahwa sebuah kapal China juga terlihat di luar perairan teritorial Jepang pada Senin ini.

Mengutip Kementerian Pertahanan Jepang, laporan itu menyatakan bahwa sebuah fregat China berlayar di zona yang berdekatan selama sekitar enam menit pada Senin pagi.

Area di mana kapal China terlihat, dikelola oleh Jepang tetapi juga diklaim oleh China, sementara kapal perang Rusia tetap di daerah itu selama lebih dari satu jam - dari pukul 07:05 hingga 8:16.

Kapal Rusia dilaporkan tetap berada di perairan untuk menghindari topan.

Baca Juga: KRI Golok 688 Dipersenjatai Meriam 30 mm, Berikut Profil Lengkap Kapal Perang Jenis Trimaran Karya Anak Bangsa

Sementara itu, dalam konferensi pers, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan protes ke Beijing.

Dengan suara tegas, Kihara menyatakan bahwa Tokyo akan menanggapi dengan tegas kegiatan ilegal tersebut, namun dengan 'cara yang tenang'.

Bukan kali pertama ini terjadi insiden kapal angkatan laut China dan Rusia yang terlihat muncul bersamaan. Pada Juni 2016, kondisi serupa juga terjadi.

Baca Juga: China Usir Kapal Perang AS yang Lintasi Perairan Nenek Moyangnya

Sesuai hukum internasional, setiap kapal atau kapal perang dapat berlayar melalui perairan negara pantai yang berdekatan, kecuali jika mengancam keselamatan negara tersebut.

Hanya saja, keberadaan angkatan laut Rusia dan China semakin meningkat di perairan sekitar Tokyo.

Di tengah perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Pemerintah Jepang menyatakan akan segera meninjau kebijakan pertahanannya pada akhir 2022 ini, lapor Kyodo.

Jepang akan meninjau kembali Program Pertahanan Nasional, yang bertujuan mencegah kemungkinan agresi Rusia

Menurut laporan itu, pedoman pertahanan nasional Jepang telah diluncurkan awal Juni 2022, untuk menghadapi ancaman keamanan regional yang meningkat oleh China dan Rusia.

Mengutip sumber-sumber di departemen pertahanan, laporan media menyatakan, Jepang sedang merevisi Pedoman Program Pertahanan Nasionalnya - sebuah kebijakan untuk sepuluh tahun ke depan.

Dikatakan, Jepang akan berkoordinasi dengan AS untuk memungkinkannya menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un.

Sumber menambahkan kepada Kyodo News bahwa kebijakan baru, yang juga dianggap sebagai masalah sensitif politik di Jepang.

Kebijakan itu adaah untuk memutuskan 'apakah Jepang dapat memperoleh kemampuan untuk menyerang pangkalan musuh dalam serangan balasan'.

"Saat ini, Jepang memiliki kebijakan yang berorientasi pada pertahanan secara eksklusif di bawah konstitusi penolakan perang," katanya.

Bulan lalu, tepatnya pada Jumat, 24 Juni 2022, Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menjamu Komandan Armada Pasifik AS, Laksamana Sam Paparo di Tokyo.

Kishi dalam pertemuan tersebut memuji 'hubungan kerja sama yang erat' di tengah lingkungan keamanan yang semakin 'parah' di wilayah tersebut.

Menurutnya, kehadiran Angkatan Laut AS sangat diperlukan untuk mempertahankan, dan memperkuat Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Sementara Paparo menanggapuinya dengan menyatakan bahwa aliansi AS-Jepang adalah landasan keamanan di Pasifik.

Mengingat parahnya lingkungan keamanan, Kishi menegaskan bahwa sangat diperlukan pendalaman lebih lanjut terkait kerja sama antara Pasukan Bela Diri Maritim Jepang dan Angkatan Laut AS.

Sementara menurut Paparo, koordinasi dan integrasi yang ketat dari Pasukan Bela Diri Maritim Jepang dan pasukannya 'telah berjalan, dan melampaui operasi musuh potensial bersama'.

Setelah satu dekade peningkatan belanja militer yang stabil, Jepang telah berjanji untuk lebih meningkatkan kesiapan militernya selama lima tahun ke depan.

Selain itu Jepang sedang mengerjakan revisi strategi keamanannya dalam menghadapi ancaman dari China, Korea Utara, dan Rusia.***

 

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: The Republic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah