Mempertanyakan Posisi Turki terhadap Invasi Rusia di Ukraina

- 28 April 2022, 19:31 WIB
Militer Ukraina saat berada di Kyiv
Militer Ukraina saat berada di Kyiv /Daily Sabah

Kedua, dalam proses pembentukan meja politik (setelah berakhirnya perang ini) Turki mungkin menjadi negara penengah antara Rusia dan Ukraina.

Dapat dipastikan pula, Turki akan menyumbangkan suara bagi kemaslahatan AS dalam meja ini.

Hal ketiga selain dua point di atas berkaitan dengan pariwisata.

Turki memprediksi pemasukan negara berkisar antara 35-40 milar USD dari para wisatawan Rusia.

Hal ini tentu tidak dapat diabaikan, karena pada tragedi pesawat Turki-Rusia sebelumnya, Rusia menangguhkan kunjungan wisatawannya ke Turki.

Turki mengetahui dengan baik bahwa presiden AS, Biden tidak serius dalam pernyataan dukungannya terhadap Ukraina, karena AS sendirilah yang memprovokasi Ukraina dan mendorong Rusia melakukan perang.

Alasannya karena negara-negara eropa merupakan anggota NATO, sehingga AS tidak akan mampu mengambil langkah militer konkret terhadap Ukraina.

Ukraina akan ditinggalkan tanpa solusi dan bantuan militer, agar AS dapat memimpin aliansi barat di saat Rusia menghancurkan aliansi timur.

Singkatnya, Turki—sebagai sisa kekhilafahan dengan posisi strategis, kekuatan militer, dan latar belakang sejarahnya—memiliki peran penyeimbang di zona ini, alih-alih menjadi penentu, pemilik pengaruh, dan pengambil keputusan.

Rusia sejak dahulu telah menjajah Krimea dan Ukraina dengan politik ekspansinya di Timur, yaitu Timur Tengah, Afrika, serta Eropa—di samping AS dengan politik ekspansinya di Barat—sejak 100 tahun yang lalu.

Halaman:

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah