Arab Saudi mengutuk penyalahgunaan Al-Qur'an oleh kelompok itu dan menyebutnya sebagai hasutan terhadap Muslim.
Pemerintah Saudi sebaliknya juga menyerukan tentang pentingnya promosi budaya dialog, toleransi, dan koeksistensi agama, sebagaimana ditegaskan oleh Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi.
Kerajaan menekankan pentingnya meninggalkan kebencian, ekstremisme dan pengucilan.
Juga diserukan promosi terkait upaya untuk mencegah pelanggaran terhadap semua kelompok agama dan tempat suci.
Aksi pihak Stram Kurs yang akan membakar lagi Al Quran, dikecam oleh Mesir, Iran, Irak, Yordania, Malaysia dan Qatar.
Keberatan juga diajukan oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Liga Dunia Muslim, dan Parlemen Arab, serta Badan Legislatif Liga Arab.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Stram Kurs pada Minggu malam, Paludan mengklaim, rapat umum telah dibatalkan.
Ini karena alasnanya bahwa penyelenggara merasa polisi Swedia tidak dapat 'melindungi diri mereka sendiri dan saya'.
Usai membakar Al Quran, esoknya Paludan mengajak para pengikut media sosialnya untuk meniru tindakannya dengan sebuah postingan yang berbunyi: “Saatnya membakar Al-Qur’an.”
Meskipun masih merupakan kelompok pinggiran dalam politik negara-negara Skandinavia, Stram Kurs telah memperoleh daya tarik dalam beberapa tahun terakhir.