Neo Nazi Ukraina Diduga Dalangi Pembantaian Bucha: Zelenskyy yang Yahudi Tega Tutup Mata?

- 11 April 2022, 15:00 WIB
Kekejaman militer Azov Neo-Nazi pada satu keluarga keturunan Roma.
Kekejaman militer Azov Neo-Nazi pada satu keluarga keturunan Roma. /Social Media/Marauder/

KALBAR TERKINI - Batalyon Azov yang Neo-Nazi diduga kuat bertanggung jawab atas pembantaian massal di Bucha, kota kecil di dekat Kiev, Ibukota Ukraina, usai pasukan Rusia ditarik mundur pada Rabu, 30 Maret 2022.

NATO terutama AS selaku komandan aliansi itu, apalagi Pemerintah Ukraina, yang terus mengambil hati untuk bergabung dengan NATO, langsung menuding, pembantaian itu dilakukan tentara Rusia, walaupun Kremlin mati-matian membantah.

Azov adalah milisi yang direkrut oleh Pemerintah Rusia sebagai Garda Nasional Ukraina, suatu kelompok teroris yang dicap oleh NATO terutama AS.

Baca Juga: PBB Didesak Berhati Nurani Usut Peristiwa Bucha dan Temuan Puluhan Biolab AS di Eropa Timur

Upaya menjadikan teroris ini batal setelah Azov dianggap sangat membantu Pemerintah Ukraina dalam melawan milisi pro-Rusia di Ukraina Timur, wilayah mayoritas orang keturunan Rusia.

Dalam aksinya, Azov sendiri siap dikorbankan untuk apa saja, selama misinya untuk menyatukan Eropa di bawah supremasi kulit putih, berhasil.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diduga tutup mata, demi mempertahankan jabatannya sebagai kepala negara, yang telah mengangkat martabatnya, dari sekadar seorang pelawak dan bintang film, menjadi orang paling nomor satu di Ukraina.

Baca Juga: PEMBANTAIAN BUCHA! Walikota Bucha Klaim Banyak Mayat Warganya Dibuang seperti Kayu Bakar ke Kuburan Massal

Bukan masalah bagi Zelensky, kendati jutaan nyawa leluhurnya, orang Yahudi keturunan Eropa, telah dibantai Nazi selama Perang Dunia II di Benua Eropa.

Tiap hari mencari panggung lewat media sosial dan stasiun televisi, Zelensky disebut-sebut menjadi 'rotan yang lupa akarnya', sekaligus siap menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya.

Majalah The Times menulis bahwa Batalyon Azov neo-Nazi, kemungkinan kuat terlibat dalam pembantaian di Bucha, tulis Joe Lauria, Pemimpin Redaksi Consortium News, dan mantan koresponden PBB untuk The Wall Street Journal.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Dituding Soal Pembantian Warga Bucha, Kremlin: Video Mayat Muncul setelah Kami Mundur

Dilansir Kalbar Terkini.com dari Scheer Post, Rabu, 6 April 2022, Lauria menulis berdasarkan data-data, bahwa Batalyon Azov melakukan operasi rahasia yang cepat begitu pasukan Kremlin mundur dari Bucha, 63 kilomere dari Kiev.

Lauria adalah mantan wartawan Boston Globe, dan banyak surat kabar lainnya, termasuk The Montreal Gazette dan The Star of Johannesburg.

Reporter investigasi Sunday Times of London, dan reporter keuangan untuk Bloomberg News ini menambahkan bahwa ada kemungkinan bahwa pada Sabtu 2 April 2022, tiga hari setelah pasukan Rusia mundur dari Bucha, kengerian sepenuhnya belum muncul.

Bahkan Walikota Bucha juga tidak menyadarinya pada dua hari sebelumnya, meskipun foto-foto sekarang ini menunjukkan banyak mayat berserakan di tempat terbuka di jalan-jalan kota, sesuatu yang mungkin akan sulit untuk dilewatkan.

Di Bucha, The Times dekat dengan Batalyon Azov, yang tentaranya muncul di foto-foto surat kabar. Dalam karyanya, McCann dari Times menunjukkan bahwa Azov mungkin bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

McCann menulis bahwa sesuatu yang sangat menarik, kemudian terjadi pada Sabtu, 2 April 2022, beberapa jam sebelum pembantaian menjadi perhatian media nasional dan internasional.

Menurutnya, sebuah situs online berbahasa Ukraina, Gorshenin Institute yang didanai AS dan Uni Eropa, Left Bank mengumumkan bahwa pasukan khusus (Azov) telah memulai operasi pembersihan di Bucha.

"Kota ini sedang dibersihkan dari penyabot dan kaki tangan pasukan Rusia," tulis situs yang dinafkahi oleh AS dan Uni Eropa itu.

Militer Rusia sekarang telah benar-benar meninggalkan kota, jadi bagi seluruh dunia, ini terdengar seperti pembalasan.

Tidak seperti sistem peradilan mereka sendiri, negara-negara Barat dalam hal perang tidak memerlukan penyelidikan dan bukti serta langsung menyatakan bersalah berdasarkan motif politik: Rusia bersalah. Kasus pun ditutup.

Kecuali kasusnya belum dibuka dan hukumannya sudah diajukan. Presiden Prancis Emmanuel Macron, misalnya, telah menyerukan agar batu bara dan minyak Rusia dilarang masuk ke Eropa.

“Ada indikasi yang sangat jelas tentang kejahatan perang,” katanya di radio France Inter, Senin.

“Apa yang terjadi di Bucha menuntut babak baru sanksi dan tindakan yang sangat jelas, jadi kami akan berkoordinasi dengan mitra Eropa kami, terutama dengan Jerman.”

Suara-suara lain sekarang mengancam AS untuk berperang dengan Rusia atas insiden tersebut.

“Ini genosida,” kata Zelensky kepada Face the Nation di CBS.

“Ibu-ibu orang Rusia harus melihat ini. Lihat bajingan apa yang telah Anda besarkan. Pembunuh, penjarah, tukang jagal, ”tambahnya di Telegram.

Rusia dengan tegas membantah bahwa itu ada hubungannya dengan pembantaian itu.

Jika ada penyelidikan serius, maka salah satu tempat pertama yang akan dimulai oleh penyelidik adalah memetakan garis waktu peristiwa.

Pada Rabu, 30 Maret 2022, semua pasukan Rusia meninggalkan Bucha, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.

Hal ini dikonfirmasi pada Kamis oleh Anatolii Fedoruk, walikota Bucha yang pada Kamis, 21 Mare 2022, tersenyum, dalam sebuah video di halaman Facebook resmi Dewan Kota Bucha.

Postingan terjemahan yang menyertai video tersebut mengatakan: “31 Maret – hari pembebasan Bucha."

Hal ini diumumkan oleh Walikota Bucha Anatolii Fedoruk.

"Hari ini akan menjadi sejarah kejayaan Bucha dan seluruh komunitas Bucha sebagai hari pembebasan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina dari penjajah Rusia," katanya.

Semua pasukan Rusia telah pergi, namun tidak disebutkan tentang pembantaian.

Fedoruk yang berseri-seri menyatakan bahwa itu adalah 'hari yang mulia' dalam sejarah Bucha, suatu pernyataan yang mustahil dikaitkan dengan temuan ratusan warga sipil yang tewas berserakan di jalan-jalan.

MOD Rusia dalam sebuah posting di Telegram menulis: “Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan rezim Kiev atas dugaan pembunuhan warga sipil di Bucha, Wilayah Kiev."

"Bukti kejahatan di Bucha baru muncul pada hari keempat setelah Dinas Keamanan Ukraina dan perwakilan media Ukraina tiba di kota itu," tulisnya.

"Semua unit Rusia benar-benar menarik diri dari Bucha pada 30 Maret, dan 'tidak ada satu pun penduduk lokal yang terluka' selama Bucha berada di bawah kendali pasukan Rusia," tambahnya.

Apa yang terjadi kemudian pada Jumat (1 April 2022) dan Sabtu? (2 April 2022).

Seperti yang ditunjukkan dalam sebuah artikel oleh Jason Michael McCann di Standpoint Zero, The New York Times berada di Bucha pada Sabtu.

Times tidak melaporkan pembantaian. Sebaliknya, Times menulis, penarikan itu selesai pada Sabtu, dua hari setelah walikota menyatakan itu.

Rusia juga meninggalkan di belakang mereka tentara yang tewas dan kendaraan yang terbakar, menurut saksi, pejabat Ukraina, citra satelit, dan analis militer, tulis The Times.

The Times menambahkan,wartawan menemukan mayat enam warga sipil. “Tidak jelas dalam keadaan apa mereka meninggal, tetapi kemasan ransum militer Rusia yang dibuang tergeletak di samping seorang pria yang telah ditembak di kepala,” kata surat kabar itu.

Kemudian The Times mengutip pernyataan penasihat Zelensky, yakni Mykhailo Podolyak di Twitter-nya.

"'Mayat orang-orang dengan tangan terikat, yang ditembak mati oleh tentara, tergeletak di jalan-jalan,' katanya.

Podolyak menambahkan, orang-orang yang tewas itu, tidak berada di militer. Mereka diklaimnya tidak memiliki senjata.

"Mereka tidak menimbulkan ancaman," katanya sambil menyertakan gambar-gamar hasil jepretan wartawan Agence France-Presse (AFP).

Gambar itu menunjukkan tiga mayat di sisi jalan, satu dengan tangan terikat di belakang.

The New York Times sendiri tidak dapat secara independen memverifikasi klaim bahwa orang-orang ini telah dieksekusi oleh pasukan Rusia.

Ada kemungkinan bahwa pada Sabtu lalu, kengerian sepenuhnya belum muncul, bahkan walikota pun tidak menyadarinya dua hari sebelumnya.

Hanya sehari sebelum [Jumat], Ekaterina Ukraintsiva, mewakili otoritas dewan kota, muncul di video informasi di halaman Bucha Live Telegram.

Ukraintsiva mengenakan seragam militer, dan duduk di depan bendera Ukraina untuk mengumumkan 'pembersihan kota.

'Dia memberi tahu penduduk bahwa kedatangan Batalion Azov tidak berarti bahwa pembebasan telah selesai (tetapi, Rusia telah sepenuhnya mundur), dan bahwa 'penyapuan lengkap' harus dilakukan', menurut Ukraintsiva, sehari setelah walikota menyatakan Bucha telah dibebaskan.

Pada Minggu, 3 April 2022, dunia mengetahui pembantaian ratusan orang.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan: “Kami sangat mengutuk kekejaman nyata oleh pasukan Kremlin di Bucha dan di seluruh Ukraina."

"... Kami mengejar akuntabilitas menggunakan setiap alat yang tersedia, mendokumentasikan dan berbagi informasi untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," katanya.

Presiden AS Joe Biden pada Senin, 4 April 2022 menyerukan pengadilan 'kejahatan perang'.

“Orang ini brutal, dan apa yang terjadi di Bucha keterlaluan, dan semua orang melihatnya. Saya pikir ini adalah kejahatan perang,"ujarnya.

Insiden Bucha adalah momen kritis dalam perang. Investigasi, di mana yang tidak berpihak diperlukan, yang mungkin hanya dapat dilakukan oleh PBB.

Batalyon Azov mungkin telah melakukan pembunuhan balas dendam terhadap kolaborator Rusia, atau Rusia yang melakukan pembantaian ini.

"Sekali lagi," tulis Lauria: " Pentagon meredam histeria perang, dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal bahwa Rusia bertanggung jawab."

"Terburu-buru untuk menghakimi, itu berbahaya, dengan pembicaraan yang tidak bertanggung jawab tentang AS yang secara langsung memerangi Rusia. Tapi itu adalah terburu-buru untuk penghakiman," tulisnya.

Citra satelit yang konon menunjukkan mayat-mayat berserakan di jalan pada medio Maret 2022, harus dipertimbangkan dengan penyelidikan yang tidak memihak.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Scheer Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah