Taliban Ingkar Janji: Injak Hak Perempuan, Bank Dunia Batalkan Bantuan 600 Juta Dolar AS!

- 3 April 2022, 14:23 WIB
Ilustrasi. Taliban larang perempuan Afghanistan terbang tanpa pendamping laki-laki.
Ilustrasi. Taliban larang perempuan Afghanistan terbang tanpa pendamping laki-laki. /Pixabay/inkapinka/

KALBAR TERKINI - Bank Dunia menangguhkan hibah senilai 600 juta dolar AS ke Afghanistan menyusul ingkar janjinya pemerintahan Taliban atas sebagian besar hak-hak perempuan.

Larangan-larangan itu termasuk perempuan dilarang bepergian sendirian melalui jalan darat jika menempuh jarak lebih dari 45 mil.

Pembatasan berlaku pula untuk penerbangan datang yang diberlakukan hanya seminggu setelah Taliban membatalkan keputusannya untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah.

Baca Juga: Rilis Pedoman Media Baru, Taliban Larang Drama Sinetron dan Presenter Harus Hijab Islami

"Tidak ada wanita yang diizinkan untuk terbang pada penerbangan domestik atau internasional tanpa kerabat laki-laki," bunyi surat dari seorang pejabat maskapai Ariana Afghan Airlines kepada AFP.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Insider, Kamis, 31 Maret 2022, Kam Air Afghanistan juga terpaksa mematuhi perintah yang sama sebagaimana dikutip dari AFP.

Aturan baru itu dikeluarkan pada Sabtu, 26 Maret 2022, menurut sumber anonim yang juga dikutip oleh Reuters, yang menyatakan bahwa beberapa wanita pemegang tiket penerbangan telah ditolak di Bandara Kabul.

Baca Juga: Taliban Telah Membebaskan Maulvi Mohammad Sardar Zadran, Sosok Ulama Berpengaruh Di Afghanistan

Adapun bantuan Bank Dunia yang dibatalkan tersebut, bertujuan untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan pertanian di Afghanistan.

Pada 26 Maret 2022, Taliban juga mengumumkan bahwa pria dan wanita tidak dapat mengunjungi taman di Kabul pada hari yang sama, menurut AFP.

Pada Agustus 2021, Taliban mendapatkan kembali kendali atas Afghanistan, 20 tahun setelah pemerintahannya digulingkan oleh pasukan pimpinan AS.

Baca Juga: Ratusan Warga Afghanistan Tewas dan Terluka Diamuk Badai Salju dan Gempa Bumi, Warga Butuh Uluran Tangan

Ketika Taliban terakhir berkuasa, perempuan tidak diizinkan untuk bekerja, dan juga dilarang bersekolah.

Perempuan juga tidak bisa meninggalkan rumah tanpa ditemani seorang kerabat laki-laki.

Setelah kembali berkuasa, Taliban mengklaim bahwa pihaknya kali ini akan melindungi hak-hak perempuan, tetapi sejak itu Taliban terus memberlakukan aturan ketat kepada perempuan.

Wanita yang menjadi aktivis, politisi, dan hakim pada saat setelah kekalahan terakhir Taliban, menyatakan bahwa mereka takut diburu dan dihukum.

Begitu Taliban kembali berkuasa, wanita Afghanistan ketakutan bahwa Taliban akan menerapkan kembali pembatasan keras, seperti melarang mereka bekerja, dan menghukum pelanggar aturan dengan rajam.

Wanita di seluruh negeri, dilansir dari Insider, 16 Agustus 2021, takut akan pembalasan dan kehilangan hak dan kebebasan mereka.
Taliban menguasai Afghanistan pada akhir dekade 1990-an setelah mengambil alih petak-petak tanah yang luas.

Saat Taliban mengambil alih ibu kota provinsi dan menuju Kabul kali ini, para wanita di Afghanistan berbicara tentang bagaimana mereka mengkhawatirkan masa depan mereka.

Adapun hanya beberapa hari setelah Taliban menguasai negara itu, beberapa wanita keluar rumah untuk membeli burqa guna menutupi wajah mereka, mengantisipasi kembalinya aturan ketat tentang bagaimana perempuan bisa tampil.

Belum jelas aturan apa yang mungkin diberlakukan Taliban untuk perempuan. Tapi aturan berikut adalah beberapa aturan yang mereka tegakkan dengan ketat sebagaimana terakhir kali mereka berkuasa.

Sebuah laporan pada 2001 dari Departemen Luar Negeri AS menyatakan, wanita harus memakai penutup kepala sampai ujung kaki.

Perempuan tidak diperbolehkan bekerja, kecuali dalam keadaan yang sangat terbatas;dilarang bersekolah; masalah kesehatan dibatasi tidak diperbolehkan meninggalkan rumah kecuali mereka ditemani oleh kerabat laki-laki.

Wanita hanya bisa menggunakan bus khusus, dan hanya diperbolehkan naik taksi jika bersama kerabat pria.

Wanita juga tidak boleh berada di jalan dengan pria yang tidak berhubungan dengan mereka; jendela-jendela rumah harus dicat untuk mencegah orang luar melihat wanita di rumah mereka.

Jika melanggar aturan ini, perempuan dihukum dengan metodem seperti pemukulan dan hukuman rajam.

Masih dari Insider, perempuan juga menjadi sasaran pemerkosaan, penculikan, dan pernikahan paksa oleh Taliban.

Ketika berhasil mengambil alih pemerintahan di Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban menyatakan bahwa mereka kali ini akan melindungi hak-hak perempuan.

Namun, seperti yang dilaporkan The Guardian, di wilayah-wilayah yang menjelang akhir 2021 direbut oleh Taliban, beberapa wanita telah diberlakukan dengan aturan-aturan lama, seperti dilarang sekolah dan meninggalkan rumah tanpa pendamping pria.

Perempuan juga telah dipaksa dari pekerjaan perbankan, Reuters melaporkan.

Beberapa warga Afghanistan mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa komandan Taliban telah memerintahkan beberapa komunitas untuk menyerahkan wanita.

Wanita yang dimaksud adalah yang belum menikah untuk menjadi 'istri' bagi para pejuang, meskipun seorang komandan Taliban kemudian membantah klaim tersebut.***

Sumber: Insider, The Guardian, AFP, Reuters, The Wall Street Journal, The Guardia

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Reuters Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah