KALBAR TERKINI - Sheikh Jarah Rusuh, Satu Keluarga Muslim Ancam Bakar Diri!
SHEIKH Jarah, pemukiman kaum Muslim Palestina di Yerusalem Timur, Israel, terus menjadi titik api perseteruan kaum Muslim dan Yahudi, selain Masjid Al Aqsa, di negara Zionis itu.
Terbaru, kawasan yang berhasil dicaplok Israel dalam Perang Enam Hari 1967 ini, kembali rusuh, Rabu, 19 Januari 2022.
Kerusuhan terjadi setelah warga melakukan perlawanan, bahkan mengancam akan membakar diri.
Baca Juga: Rusia Kian Menggertak, Ukraina: : Biy Moskaliv! (Kalahkan Orang Rusia!) Veteran Perang Siap Angkat Senjata
Aksi ini akibat kecurigaan bahwa rumah-rumah mereka akan digusur oleh Pemerintah Kota Yerusalem terkait rencana mendirikan kompleks sekolah untuk anak-anak Arab berkebutuhan khusus.
Dilansir Kalbar-Terkini.Com dari The Jerusalem Post, Rabu, 19 Januari 2022, polisi mengusir dan menangkap anggota keluarga Mahmoud Salhia sebelum fajar pada Rabu ini.
Kurang dari dua hari setelah mereka mengancam akan membakar diri karena kehilangan rumah mereka di di lingkungan Sheikh Jarrah.
Sekitar 18 orang ditangkap selama evakuasi dan dicurigai melanggar perintah pengadilan sehingga , mengganggu ketertiban umum.
Baca Juga: Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina: Sejarah, Cara Peringati, Fakta Konflik dengan Israel
Kebuntuan awal perundingan terjadi pada Senin, 17 Januari 2022, yang berakhir dengan pembongkaran pembibitan tanaman keluarga, dan dua struktur penyimpanan tanaman itu.
Khawatir bahwa rumah mereka bakal menjadi sasaran pembangunan sekolah, keluarga Mahmoud Salhia naik ke atap. Dengan membawa tabung gas, mereka mengancam akan membakar diri jika polisi mendekat.
Keluarga itu kemudian turun dari atap setelah polisi pergi. Petugas kembali pada Rabu ini sekitar pukul tiga pagi yang masih gelap, lantas mengeluarkan keluarga itu dari rumah kemudian menghancurkan rumah berstruktur batu itu.
Baca Juga: Otoritas Palestina Dimaki 'Anjing': Saatnya Merangkul Hamas!
Langgar Permintaan Komunitas Internasional
Padahal, komunitas internasional, termasuk Uni Eropa, telah meminta Israel untuk mengizinkan keluarga itu tetap tinggal.
Mahmoud, bersama saudara perempuannya Alma, berada di tengah-tengah pertempuran hukum yang berlarut-larut dengan kota.
Demi menyelamatkan dua rumah mereka yang terletak di properti yang disita oleh pemerintah kota untuk kepentingan umum, hampir empat dekade lalu.
Keluarga Salhia sejak lama mengklaim bahwa mereka membeli properti itu setelah melarikan diri dari lingkungan Din Kerem di Yerusalem barat selama Perang Kemerdekaan 1948, tetapi belum mendaftarkannya ke pihak berwenang Yordania sebelum Perang Enam Hari 1967.