Tingkat minimum diperjuangkan oleh AS, dan sesuai dengan tujuan Biden untuk memfokuskan KTT ke cara-cara demokrasi untuk mendukung ekonomi global yang lebih adil dengan bekerja sama.
Biden juga ingin membujuk sesama pemimpin demokratis untuk menghadirkan front yang lebih bersatu, untuk bersaing secara ekonomi dengan Beijing, dan dengan keras menyerukan 'kebijakan non-pasar, dan pelanggaran hak asasi manusia' China.
Baca Juga: Bantuan BST Kemensos Rp 300 Ribu Akan Cair, Ini Syarat Agar Anda Bisa Dapat Juga
Bahasa tentang China dalam komunike para pemimpin G-7 selama KTT, lebih diredam daripada yang digunakan AS.
Tetapi, Biden menyatakan bahwa dia puas.
Dalam komunike yang diterbitkan pada Minggu, kelompok G-7 mengeluarkan pernyataan: “Sehubungan dengan China, dan persaingan dalam ekonomi global, maka kami akan terus berkonsultasi tentang pendekatan kolektif untuk menantang kebijakan dan praktik non-pasar, yang merusak operasi ekonomi global yang adil dan transparan.”
Para pemimpin G-7 juga sepakat menyerukan supaya China menghormati hak asasi manusia, dan kebebasan mendasar di Xinjiang, di mana Beijing dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap minoritas Uyghur, dan di kota semi-otonom Hong Kong.
Johnson, tuan rumah KTT, menginginkan pertemuan tiga hari itu untuk mengibarkan bendera untuk 'Inggris Global', dorongan pemerintahnya untuk memberikan pengaruh global yang besar ke negara menengah itu.