KALBAR TERKINI - Seorang perwira utama Angkatan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) tewas misterius di penjara militer di negara Yahudi itu. Media-media Israel pun melansir berita terkait kenapa Petugas X ditahan, jenis penyakitnya atau kenapa namanya harus dirahasiakan.
Petugas X -demikian sebutan media-media Israel - diketahui tewas di penjara tersebut selama berlangsungnya Operasi Penjaga Tembok, nama dari operasi Israel selama berperang dengan Hamas dan gerilyawan lain di Palestina pada 10-21 Mei
Dikutip Kabar-Terkini.com dari The Jerusalem Pos, Minggu, 6 Juni 2021, misteri kematian Petugas X menjadi semakin aneh karena Pemerintah Israel termasuk pihak IDF sangat menutup informasi soal seputar kematian itu, yang baru terungkap selama pembicaraan telpon antara pihak IDF dengan para wartawan Israel, belum lama berselang.
Kematian itu mendadak muncul dalam pembicaraan telpon selama Operasi Penjaga Tembok. Tapi, kematiannya tidak terkait dengan pertempuran, dan ceritanya secara alami hilang, kemudian berusaha diangkat kembali oleh media-media Israel sejak pekan silam.
Baca Juga: Sheikh Jarrah Rusuh, Polisi Israel Seret 'Provokator' Wanita
Pekan lalu, dua media Israel yakni Yediot Aharonot dan Haaretz, mengajukan petisi ke pengadilan Israel untuk merilis informasi tentang kasus tersebut.Pria itu, yang identitasnya berada di bawah dua perintah pembungkaman, telah berada di balik jeruji besi sejak September 2020.
Petugas X ditemukan dalam kondisi serius di selnya di penjara militer Neve Tzedek yang baru dibuka pada Rabu, 16 Mei 2021 malam, kemudian dinyatakan meninggal. Identitasnya, dan banyak informasi tentang kasus tersebut, telah dirilis oleh situs-situs berita di luar negeri.
Tetapi, banyak aspek tentang kasus ini tetap berada di bawah perintah pembungkaman yang ketat, dan sangat disensor oleh pihak militer dan pengadilan.
Petugas X bertugas di divisi intelijen IDF teratas. Sementara militer, tidak akan mengatakan apa-apa. Dia telah dinyatakan tidak didakwa dengan spionase atau kontak dengan musuh, tulis The Jerusalem Post.