Network
TEHERAN, KALBAR TERKINI - Perubahan politik di Irak mencemaskan AS. Irak telah rujuk dengan Iran, musuh AS dan sekutu Barat-nya. Hubungan Iran-Irak pun berkembang kian harmonis sekalipun kedua negara pernah bertempur mematikan pada dekade 1990-an menyusul serbuan pasukan Irak ke wilayah Iran atas perintah rezim Irak Saddam Hussein.
Ribuan warga Iran tewas dan ribuan lainnya cacat seumur hidup akiibat perang yang didominasi dengan penggunaan senjata kimia oleh Irak, yang dituding oleh Iran akibat disuplai dari pabrikan-pabrikan di Barat. Permusuhan pun terjadi puluhan tahun.
Tapi, ibarat pepatah 'panas setahun dihapus hujan sehari', terjadi mujizat: Iran-Irak pun rujuk. Ini terjadi di sela kunjungan Paus Fransiskus selama beberaa hari di Irak, Maret 2021. Awalnya, Sabtu, 6 Maret 2021, Paus Fransiscus berkunjung ke kediaman ulama besar Syiah Irak di Kota Nafaj, Ayatollah Agung Ali al-Sistani.
Baca Juga: Israel-AS Sepakat Hajar Hamas dan Teroris Islam Radikal!
Dalam pertemuan bersejarah agama modern ini, menurut AFP, Ali al-Sistani kepada Kepala Pemimpin Tahta Suci Vatikan yang juga Kepala Gereja Roma Katolik ini menyatakan bahwa dia mendukung umat Kristen di negaranya untuk hidup dalam damai.
Pertemuan dua ulama besar Islam dan Nasrani ini juga berdampak pada terukirnya sejarah rujuknya dua negara yang telah berperang selama berabad-abad: Kerajaan Mesopotamia di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi negara Irak modern, dengan Kerajaan Persia, yang kini menjadi negara Iran modern.
Di tengah dialog empat mata antara Paus Fransiskus dengan Ali al-Sistani, hari itu juga Presiden Hassan Rouhani menelpon Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi. Maka, terjadilah rujuk antarkedua negara yang berkembang harmonis hingga hari ini.
Baca Juga: Google Dimarahi Orang India: 'Kacian Dech!'
Minimal Pasukan AS di Atas 60 Persen
