ASEAN Dicap Pengecut: Desak AS Selesaikan Konflik Myanmar!

- 7 Mei 2021, 21:58 WIB
UNJUK RASA -  Seorang pengunjuk rasa memegang plakat dengan gambar Aung San Suu Kyi selama unjuk rasa anti-kudeta di Yangon pada 9 Februari 2021. Rakyat Myanmar menyesal atas tidak berpihaknya ASEAN lewat KTT di Jakarta pada 24 April 2021./PHOTO:  MYANMAR NOW/
UNJUK RASA - Seorang pengunjuk rasa memegang plakat dengan gambar Aung San Suu Kyi selama unjuk rasa anti-kudeta di Yangon pada 9 Februari 2021. Rakyat Myanmar menyesal atas tidak berpihaknya ASEAN lewat KTT di Jakarta pada 24 April 2021./PHOTO: MYANMAR NOW/ /MYANMAR NOW

KALBAR TERKINI - Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bukan hanya ompong melainkan pula pengecut. Penanganan konflik di Myanmar diminta untuk diselesaikan oleh AS menyusul ketidakberdayaannya menghadapi junta militer pimpinan Kenderal Min Aung Hlaing.

Saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta, Sabtu, 24 April 2021, ASEAN tidak mengundang pemerintahan terpilih rakyat Myanmar,  melainkan hanya Aung Hlaing bersama rombongan.

Belakangan, ternyata bukan ASEAN sendiri yang menangani Myanmar yang nota bene merupakan anggotanya, melainkan 'menyuruh' AS:  alih-alih lewat Dewan Bisnis AS-ASEAN.

Baca Juga: Scooteris Bengkayang Bangkit, Aksi Sosial dan Persaudaraan FRKP West Borneo Vespa Lovers jadi Panutan

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Irrawaddy, Jumat, 7 Mei 2021,  dewan telah meminta Washington menunjuk utusan khusus untuk Myanmar dengan menyatakan bahwa 'kepemimpinan AS yang berani',  dapat membantu menyelesaikan krisis.

"Seorang utusan khusus AS diklaim dapat mengoordinasikan pendekatan strategis dengan melibatkan sanksi cerdas, bertarget, dan menciptakan ruang untuk dialog yang efektif,  bersama-sama dengan sekutu,"  kata Alexander Feldman, ketua dewan.

Hal ini berarti dewan mendesak Presiden AS Joe Biden untuk memberdayakan utusan khusus dengan basis dukungan di kawasan, dan  juga secara cepat mengisi pos duta besar AS di Singapura, Thailand, dan untuk Asean, badan regional negara-negara Asia Tenggara beranggotakan 10 negara termasuk Myanmar.

Baca Juga: Gubernur Kalbar Canangkan Tuan Rumah PON XXII 2028, Rapat Kerja Anggota KONI Mantapkan Persiapan Atlet

Feldman menambahkan, kudeta militer di Myanmar pada 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi telah mengancam terjadinya pembalikkan kemajuan politik, ekonomi, dan masa depan Myanmar.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x