Sebelumnya, Istana Kepresidenan Prancis menyebut Deby sebagai teman yang pemberani. "Chad telah kehilangan seorang tentara hebat dan seorang presiden, yang bekerja tanpa henti untuk keamanan negara dan stabilitas kawasan, selama tiga dekade," demikian sebuah pernyataan.
Deby pertama kali berkuasa pada 1990, ketika pasukan pemberontaknya menggulingkan Presiden Hissene Habre, yang kemudian dihukum karena pelanggaran hak asasi manusia di pengadilan internasional di Senegal.
Selama bertahun-tahun, Deby telah selamat dari banyak pemberontakan bersenjata, dan tetap berkuasa sampai pemberontakan terbaru yang dipimpin oleh Front for Change dan Concord di Chad.
Pemberontak diyakini telah dipersenjatai dan dilatih di negara tetangga Libya sebelum menyeberang ke Chad utara pada Minggu, 11 April 2021.
Mereka datang pada hari yang sama, ketika Deby mengupayakan masa jabatan keenam dalam pemilihan menghadapi beberapa kandidat oposisi teratas yang kemudian diboikot dalam pemilu tersebut.***
Sumber: The Associated Press