"Para separatis Taiwan dan AS tidak menganggap China daratan dan PLA, sehingga tidak ada pilihan lagi bagi China selain meningkatkan kesiapan perang," kata para analis di China, Kamis, 8 April 2021.
Sekitar 15 pesawat PLA, terdiri dari delapan J-10 dan empat jet tempur J-16, satu unit pesawat perang anti-kapal selam Y-8 dan dua pesawat peringatan dini KJ-500, telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara barat daya yang diproklamirkan sendiri oleh Taiwan, menurut departemen otoritas Taiwan, Rabu lalu.
Satu batalion gabungan yang berafiliasi dengan PLA, 73rd Group Army, telah mengadakan serangkaian latihan pendaratan amfibi dalam beberapa hari terakhir di perairan bagian selatan Provinsi Fujian, China Timur. Melibatkan kapal induk Liaoning, angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara, PLA melakukan latihan massal di dekat pulau Taiwan.
Beberapa jenis kendaraan lapis baja amfibi juga dilibatkan dalam latihan penyerangan pantai, menurut berita stasiun televisi Tiongkok, China Central Television (CCTV), Rabu. Latihan PLA dilakukan ketika Taiwan dan AS meningkatkan retorika untuk memprovokasi China daratan sehingga meningkatkan risiko konflik.
Taiwan dilaporkan akan berjuang sampai titik darah penghabisan jika China menyerang. "Dan AS dapat melihat bahaya bahwa hal ini dapat terjadi di tengah meningkatnya tekanan PLA, termasuk latihan kapal induk China di dekat pulau itu," kata Kepala Departemen Urusan Luar Negeri Tawan, Joseph Wu, Rabu, sebagaimana dilaporkan Taipei News.
Departemen Pertahanan Taiwan juga mengumumkan akan menggelar delapan hari latihan selama April 2021. Latihan ini mensimulasikan serangan PLA disusul latihan tembak langsung pada Juli 2021 mendatang, dan membentuk dua fase Permainan Perang Tahunan Han Kuang terbesar di Taiwan.
Mengutip pejabat Taiwan lainnya, Reuters melaporkan pada Rabu lalu, Taiwan mungkin menembak jatuh pesawat tak berawak China di dekat Kepulauan Dongsha di Laut China Selatan.
Song Zhongping, seorang ahli militer China daratan dan komentator televisi menyatakan pada Kamis lalu bahwa banyak pejabat di Taiwan seperti Wu, adalah orang awam yang tidak memahami militer.
Sementara yang lain dianggap memahami kesenjangan kekuatan yang sangat besar antara militer Taiwan dan Tiongkok.
"Mereka (Taiwan) berbohong dan berbicara besar untuk menipu orang di pulau itu, mencoba menunjukkan bahwa uang yang mereka gunakan untuk membeli senjata itu sepadan," kata Zhongping.