Di Liang Kubur pun, Saddam Bertanggung Jawab atas Senjata Kimianya yang Bantai Rakyat Iran

- 6 Maret 2021, 03:43 WIB
SENJATA KIMIA -  Anak-anak yang malang ini tewas karena menghirup gas kimia beracun di Sardasht, kota kecil di Provinsi Azerbaijan Barat,  Iran. Pada 28 Juni 1987, pesawat-pesawat militer Irak menjatuhkan bom-bom kimia di empat kawasan padat penduduk di kota itu dengan gas kimia yang mematikan./TEHRAN TIMES/
SENJATA KIMIA - Anak-anak yang malang ini tewas karena menghirup gas kimia beracun di Sardasht, kota kecil di Provinsi Azerbaijan Barat, Iran. Pada 28 Juni 1987, pesawat-pesawat militer Irak menjatuhkan bom-bom kimia di empat kawasan padat penduduk di kota itu dengan gas kimia yang mematikan./TEHRAN TIMES/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Ali Baqeri-Kani menambahkan, negara-negara Barat yang sama juga sekarang ini mencekik warga sipil yang banyak menjadi korban senjata kimia di Sardasht, dan mengklaim memperjuangkan HAM dengan alih-alih  sebagai Komisi HAM PBB di Jenewa.

Penguasa negara-negara Barat ini diundangnya untuk mengadakan pertemuan HAM  di Sardasht sehingga mereka dapat melihat dari dekat dan secara langsung, tentang efek dari kekejaman mereka terhadap rakyat Iran.

"Dalam kejahatan Sardasht, meskipun Saddam memainkan peran algojo dengan cara yang paling kriminal, pendekatan dan tindakan dari beberapa pemerintah Barat, tentunya tidak kurang berperan pula sebagai algojo," kata Baqeri-Kani.

Baca Juga: Tuding Eropa Politisir Fasilitas Nuklirnya, Presiden Iran: Saya Peringatkan!

Sardasht, sebuah kota kecil di Provinsi Azerbaijan Barat Iran, menjadi sasaran Irak pada 28 Juni 1987, ketika pembom Irak menyerang empat bagian kawasan padat penduduk di kota itu dengan gas kimia yang mematikan.

Irak melancarkan lebih dari 350 serangan gas skala besar di sepanjang perbatasan Iran-Irak antara 1980 dan 1988 terhadap kombatan dan non-kombatan sehingga menyebabkan lebih dari 107 ribu korban.

Dari jumlah itu, 2.600 di antaranya tewas seketika dan lebih dari 45 ribu lainnya membutuhkan perawatan permanen.***

 

Sumber: Tehran Times

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah