Kacau, Myanmar kian Ribet, Menteri ASEAN Dihadang Granat dan Protes PBB!

- 2 Maret 2021, 18:19 WIB
GRANAT SETRUM -  Tentara Myanmar dari divisi infanteri ringan ke-77 berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar,Minggu, 28 Februari 2021./REUTERS/STRINGER/
GRANAT SETRUM - Tentara Myanmar dari divisi infanteri ringan ke-77 berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar,Minggu, 28 Februari 2021./REUTERS/STRINGER/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

"Mereka (aparat) bertingkah seperti berada di zona perang," kata seorang guru tentang polisi. "Saya sangat marah dan sedih pada saat bersamaan." 

Guru yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa selain empat orang yang terluka oleh peluru tajam, beberapa orang terluka oleh peluru karet. Rumah sakit dan polisi di daerah itu, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon.

Setidaknya,  21 pengunjuk rasa tewas sejak kerusuhan dimulai. Tentara mengatakan satu polisi tewas.Kudeta tersebut menghentikan langkah tentatif Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer, dan telah mendulang  kecaman dan sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, serta meningkatnya kekhawatiran di negara-negara tetangga Myanmar. 

Baca Juga: Baku Tembak di Poso, Dua Teroris dan Satu TNI Dikabarkan Tewas

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyatakan, rekan-rekannya di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan berterus terang selama mereka bertemu melalui video call pada Selasa ini.

Mereka akan memberi tahu perwakilan junta Myanmar bahwa mereka terkejut dengan kekerasan tersebut. Dalam wawancara televisi pada Senin, 1 Maret 2021 malam. Balakrishnan menyatakan bahwa ASEAN akan mendorong dialog antara Aung San Suu Kyi dan para jenderal.

"Mereka perlu bicara, dan kami perlu membantu menyatukan mereka," katanya. 

ASEAN mengelompokkan Myanmar, Singapura, Filipina, Indonesia, Thailand, Laos, Kamboja, Malaysia, Brunei, dan Vietnam. 

Pihak militer telah membenarkan kudeta tersebut dengan dalih terjadi kecurangan dalam pemilihan November 2020 yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi. KPU Myanmar menekankan, pemilu itu  adil. 

Pemimpin junta, jenderal senior Min Aung Hlaing dalam sambutannya yang dibacakan di televisi pemerintah menyatakan bahwa para pemimpin protes dan 'penghasut' akan dihukum. Pihaknya juga mengancam akan melakukan tindakan terhadap PNS yang menolak bekerja.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x