Baca Juga: Cap Tikus 'Menggila' di Manado, Aksi Penikaman kian Marak
Badan tersebut menyatakan, pihaknya hanya mampu mengambil tindakan terhadap sebagian kecil kebocoran karena minimnya personel dan anggaran. 'Penjahat menggunakan data yang dicuri untuk penipuan identitas, dan untuk melakukan serangan spam dan phishing.
"Penipuan semacam itu dapat menyebabkan orang kehilangan semua tabungan mereka," jelas Direktur AP, Aleid Wolfsen.
Pihak AP memperkirakan, antara 600 ribu dan dua juta orang di Belanda terpengaruh oleh kebocoran data dengan sistem login satu langkah pada 2020.***
Sumber: Dutch News