Situasi di Myanmar Berbalik, Warga pro-Junta Gunakan Pisau Serang Pendemo

- 26 Februari 2021, 00:36 WIB
DISERANG - Gambar yang diambil dari video yang diperoleh Than Lwin Khet News: seorang wanita membantu seorang pria tak dikenal yang tergeletak di trotoar Jalan Pagoda Sule setelah diserang oleh sekelompok pria di Yangon, Myanmar, Kamis, 25 Februari 2021./THAN LWIN THET NEWS VIA AP/
DISERANG - Gambar yang diambil dari video yang diperoleh Than Lwin Khet News: seorang wanita membantu seorang pria tak dikenal yang tergeletak di trotoar Jalan Pagoda Sule setelah diserang oleh sekelompok pria di Yangon, Myanmar, Kamis, 25 Februari 2021./THAN LWIN THET NEWS VIA AP/ /KALBAR TERKINI/CORNELIS OKTAVIANUS

YANGON, KALBAR TERKINI - Demo rakyat Myanmar menentang kudeta militer mulai berbalik. Hingga Kamis, 25 Februari 2021 malam, bermunculan kelompok warga yang pro-militer.

Mereka melukai pendemo dengan  ketapel, tongkat besi, dan pisau.

Aksi kekerasan tersebut semakin membuat rumit kondisi di Myanmar, yang semula terjadi antara militer dan  warga yang melakukan demonstrasi besar setiap hari untuk menuntut pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi kembali menahkodai pemerintahan.

Hingga Kamis ini, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Associated Press (AP), ketegangan meningkat di jalan-jalan antara warga pengunjuk rasa anti-kudeta dan pendukung militer.

Foto dan video yang di-posting di media sosial menunjukkan kelompok-kelompok ini menyerang orang-orang di pusat kota Yangon, sementara polisi hanya menyaksikan dari kejauhan, tanpa melerai.

Baca Juga: Dubes Italia Tewas, Milisi Hutu Balik Tuduh Pelakunya Tentara Kongo

Menurut akun dan foto yang diposting di media sosial, ratusan orang berbaris pada Kamis ini untuk mendukung kudeta tersebut di dekat stasiun kereta api di Yanggon. .  Para demonstran yang diejek oleh penonton kemudian diserang dengan ketapel dan lemparan batu.

Beberapa pengunjuk rasa kemudian mengejar seorang pria lantas menikam dan menendangnya.  

Baca Juga: Operasi Gaktib dan Yustisi Polisi Militer TA 2021, Tingkatkan Disiplin dan Kepatuhan Hukum Prajurit

Sebelumnya, warga pendukung militer ini berkumpul di jalan-jalan, terutama selama hari-hari sebelum dan setelah kudeta, tetapi mereka tidak menggunakan kekerasan secara terbuka.

Kamis malam, polisi memaksa masuk ke sebuah kawasan di Tarmwe Yangon dan mencoba menghalau warga yang memprotes penunjukan administrator baru oleh militer di salah lingkungan kawasan itu. 

Terjadi penangkapan ketika orang-orang berhamburan di depan barisan polisi antihuru-hara yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Baca Juga: Waspada, Armada China sedang Bergerak ke Arah LCS!

Sejauh ini, menurut Asosiasi Bantuan Tahanan Politik Independen, delapan orang terbunuh akibat tindakan keras junta, dan 728 orang lainnya ditangkap, didakwa, atau dijatuhi hukuman sejak kudeta. 

Pihak junta yang berkuasa berusaha membatasi akses ke internet, termasuk mencoba memblokir Facebook yang selama ini sangat membantu menyuarakan aspirasi warga Myanmar.

Namun, upaya-upaya militer tersebut sebagian besar tidak efektif.  Malah Facebook sudah mengumumkan larangannya untuk semua akun yang terkait dengan militer Myanmar.

Platform media sosial ini telah menghapus beberapa akun yang terkait militer sejak kudeta, termasuk Myawaddy TV yang dikendalikan tentara dan stasiun televisi negara, MRTV.  

Larangan berlaku pula bagi militer untuk Instagram yang dimiliki oleh Facebook. Facebook dan platform media sosial lainnya mendapat kecaman besar pada 2017, ketika kelompok sayap kanan Myanmar menuduh mereka gagal berbuat banyak untuk menghentikan ujaran kebencian terhadap minoritas Muslim Rohingya.***   

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x