Hanya saja, lanjut Biden, China seharusnya terlebih dahulu mendapatkan kepercayaan dari negara-negara lain, termasuk dalam persoalan penegakkan HAM. Jadi, bukan justru sebaliknya.
"Yah, akan ada dampaknya bagi China, dan dia tahu itu. Kami sendiri menegaskan kembali peran global kami dalam menyuarakan HAM," tegasnya.
“Selama mereka (China) terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan hak asasi manusia, maka akan sulit bagi mereka untuk melakukan itu (mendapat kepercayaan negara-negara lain untuk menjadi pemimpin dunia)," tambahnya.
Baca Juga: Tangkap Terduga Teroris di Kalbar, Densus 88 Anti Teror Polri Sasar Tiga Wilayah
Pada Februari ini, Biden sempat berdialog telpon selama dua jam dengan Xi. Dalam pembicaraan itu, Biden menekankan prioritas AS untuk melestarikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, di mana AS dan China adalah saingan strategis utama.
Selain itu Biden menyuarakan pula keprihatinannya tentang praktik perdagangan dan masalah HAM, yang disebutnya sebagai 'memaksa' dan 'tidak adil' di China. Di antaranya, tindakan keras Tiongkok dalam penanganan aksi-aksi demo di Hongkong, penahanan etnis Uighur di Xinjiang, dan tindakan China yang semakin keras di wilayah lainnya di Asia. Termasuk terhadap Taiwan yang diklaim Tiongkok sebagai miliknya.***
Editor: Oktavianus Cornelis
Sumber: Channel News Asia/Reuters