Rusia Siap Negoisasi, Presiden Ukraina Tantang Selesaikan di Medan Perang!

26 September 2022, 15:27 WIB
ILUSTRASI: Volodymyr Zelenskyy menyalahkan Rusia dan menyamakan penemuan kuburan massal itu dengan apa yang terjadi di Bucha Februari lalu /Valentyn Ogirenko/foto REUTERS

KALBAR TERKINI - Kremlin menyatakan terbuka untuk pembicaraan dengan Ukraina walaupun tidak ada prospek untuk dialog sekarang ini.

Hal ini karena Kiev meninggalkan negosiasi beberapa bulan yang lalu.

Padahal, negosiasi itu sendiri tetap diperlukan.

"Tetapi, tidak ada tanda-tanda bahwa dialog semacam itu dapat dilanjutkan dalam waktu dekat," tegas Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov.

Baca Juga: Donbass Bergabung dengan Rusia, Moskow akan bela Mati-matian jika Diserang!

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Russia Today, Jumat, 23 September 2022, hal ini dinyatakan Peksov pada Jumat.

Peskov juga menunjukkan bahwa Kiev mundur dari pembicaraan beberapa bulan lalu.

Berbicara kepada wartawan, Peskov ditanya apakah Moskow percaya bahwa keterlibatan diperlukan dalam kondisi saat ini.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin ini mengisyaratkan bahwa dialog 'tentu saja diperlukan'.

“Dan, itu diperlukan untuk mencapai tujuan kita. Tapi, seperti yang sudah kami sampaikan, kami tidak melihat ada prasyarat untuk proses negosiasi,” ujarnya.

Baca Juga: Ngeri, AS vs China Siap Perang: Gegara Paman Sam Langgar Komunike Satu China!

Peskov melanjutkan dengan menyatakan, Presiden Vladimir Putin telah menjelaskan bahwa 'Ukraina meninggalkan negosiasi beberapa bulan yang lalu'.

Pemimpin Rusia ini, tambahnya, juga mengingatkan bahwa berbagai pejabat Kiev telah memberi isyarat keras.

Kiev karena sudah menjadi 'super pede' lantaran bantuan senjata Barat, sehingga menantang Moskow.

Ukraina “berniat untuk menyelesaikan masalah mereka di medan perang'.

Baca Juga: Misteri Kematian Jurnalis 'Russia Today' Kesayangan Putin: Tega Dibunuh Agen Rusia atau Ukraina?

"Anda tahu betul bagaimana presiden kita bereaksi terhadap ini," katanya.

Pada Rabu lalu, Putin mengumumkan mobilisasi parsial di mana 300.000 tentara cadangan akan dipanggil untuk berperang di Ukraina.

Langkah itu dilakukan sehari setelah dua republik Donbass dan Wilayah Zaporozhye dan Kherson yang dikuasai Rusia, memutuskan referendum pada 23-27 September 2022.

Rusia telah berulang kali menyatakan siap untuk berbicara dengan Ukraina.

Tetapi Rusia juga bersikeras bahwa mereka tidak tertarik pada 'pertemuan demi pertemuan'.

Selain itu, awal September 2022 ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mencatat bahwa Moskow tidak pernah menolak gagasan pembicaraan damai.

Namun diperingatkan bahwa 'semakin lama proses ini ditunda, semakin sulit untuk mencapai kesepakatan'.

Sementara itu, pada akhir Juli 2022, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menyatakan, Kiev menolak bernegosiasi dengan Moskow.

Dia mengklaim bahwa Rusia tidak akan berhenti sampai 'dihancurkan'.

Terakhir kali Rusia dan Ukraina duduk di meja perundingan adalah pada akhir Maret 2022.

Saat itu, kedua pihak sedang membahas rancangan perjanjian damai.

Ini akan menjadikan Ukraina sebagai negara netral dengan imbalan jaminan keamanan yang diberikan oleh negara-negara besar dunia.

Namun kemudian, Kiev mengakhiri pembicaraan setelah menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Moskow.***

Sumber: Russia Today

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today

Tags

Terkini

Terpopuler