KALBAR TERKINI – Perang antara Rusia dan Ukraina akan semakin membara. Pasalnya, tenaga bantuan mulai berdatangan ke negara berjuluk Keranjang Roti Eropa.
Tak hanya kendaraan dan peralatan militer saja yang meluncur memenuhi basecamp Ukraina, tetapi juga personil militer terlatih.
Seperti, sniper atau penembak jitu berasal dari Kanada yang dikenal dengan nama Wali.
Dilansir dari laman Foxnews, Wali merupakan mantan tentara yang dikenal sebagai salah satu penembak jitu paling mematikan di dunia.
Ia sudah tiba di Ukraina, untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari Rusia.
“Saya ingin membantu mereka. Sesederhana itu."
“Saya harus membantu, karena ada orang di sini yang dibombardir hanya karena mereka ingin menjadi orang Eropa dan bukan orang Rusia," kata Wali, dikutip dari Foxnews, Jumat, 11 Maret 2022.
Terlatih dan berpengalaman sudah dikantongi mantan penembak jitu di Resimen 22 Royal Canadian.
Sebelum pensiun dan gantung senjata, ia ikut bertempur di perang Afghanistan, Syria, dan Irak.
Baca Juga: Maksud dan Arti Simbol Huruf Z di Armada Militer Rusia Saat Menginvasi Ukraina
Keahlian dan kemahirannya menembak pun tak bisa diragukan.
Wali diberitakan mampu melepaskan tembakan tepat sasaran dengan jarak lebih dari dua mil atau sekira 3,5 kilometer.
Tak hanya sendirian, ia menuju Ukraina bersama tiga mantan tentara Kanada lainnya, pada 1 Maret 2022.
Baca Juga: Google Hentikan Penjualan Iklan Online di Rusia, Kecuali Iklan Anti Perang, Permintaan Roskomnadzor
Ketika itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta orang asing untuk bergabung dalam perang melawan invasi Rusia.
Wali mengatakan bahwa tentara Ukraina sangat senang dengan kehadiran mereka.
Para tentara itu menyambut dengan pelukan saat mereka tiba.
“Sepertinya kita langsung berteman,” katanya.
Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, lebih dari 20.000 orang di puluhan negara telah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk bantu berperang.
Invasi Rusia pertama kali meletus pada 24 Februari 2022. Akibat serangan itu, banyak warga Ukraina mengungsi menyelamatkan diri ke negara tetangga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 2 juta orang Ukraina yang pergi meninggalkan negaranya.***