Pembunuhan Wartawan Khashoggi di Turki, Intelijen AS: Atas Persetujuan Pangeran Arab Saudi

27 Februari 2021, 03:40 WIB
DALANG - Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman dipastikan sebagai dalang pembunuhan wartawan Arab yang berbasis di AS , Jamal Khashoggi. Jamal dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Instanbul, Turki, 2 Oktober 2018./REUTERS/ / KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS/ KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

WASHINGTON , KALBAR TERKINI -  Laporan intelijen Amerika Serikat menyebutkan, pembunuhan terhadap wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi yang berbasis di AS, atas persetujuan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Associated Press, Sabtu, 27 Februari 2021 dini hari, laporan intelijen ini dirilis secara terbuka, Jumat, 26 Februari 2021, terungkapnya pembunuhan di Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul, Ibu Kota Turki, 2 Oktober 2018, dapat meningkatkan tekanan ke Pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Biden diharapkan  segera meminta pertanggungjawaban ke pihak Kerajaan Arab Saudi atas pembunuhan yang memicu kemarahan luas di AS sendiri serta komunitas internasional. Washington dapat juga memberikan teguran luar biasa ke pihak kerajaan atau meninjau kembali hubungannya, walaupun Biden menyebut negara itu sebagai mitra strategis.

Baca Juga: Berspekulasi tentang HAM, Jubir Rusia: Amerika Munafik!

Laporan intelijen menyimpulkan, pangeran menyetujui operasi untuk membunuh atau menangkap Khashoggi karena dianggap sebagai kritikus atas kekuasaan otoriternya. Penyidikan intelijen ini berdasarkan peran pangeran dalam pengambilan keputusan di kerajaannya, keterlibatan seorang saksi kuncinya: penasihat kerajaan  Saud al-Qahtani, serta anggota pasukan pengamanannya. 

Laporan intelijen  dikaitkan pula dengan dukungan internal terhadap Pangeran Arab Saudi sehingga bisa menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri, kata laporan itu. 

Baca Juga: Waspada, Armada China sedang Bergerak ke Arah LCS!

Dokumen intelijen tersebut dirilis sehari setelah  pertemuan   Biden dan Raja Salman meskipun Gedung Putih selama dialog tersebut, tidak menyebutkan pembunuhan itu. Sebaliknya, Gedung Putih hanya menyatakan, kedua kepala negara telah membahas kemitraan jangka panjang AS-Arab Saudi. 

Sementara Badan Pers Saudi yang dikelola negara itu juga tidak menyebutkan pembunuhan Khashoggi dalam laporannya, melainkan  berfokus ke  masalah regional, seperti Iran dan perang yang sedang berlangsung di Yaman. Gedung Putih mengindikasikan akan mengumumkan tanggapannya  setelah laporan itu dirilis.  

Baca Juga: Koboi akhirnya Murka, Jet Amerika Sikat Milisi Irak Dukungan Iran

Anggota Partai Demokrat di Kongres AS sendiri sudah menyerukan tindakan yang cepat. Ketua Komite Intelijen di DPR AS mendesak Pemerintahan Biden untuk memastikan laporan tersebut mengarah pada dampak serius terhadap semua pihak yang bertanggung jawab yang telah diidentifikasi, dan Biden harus meninjau kembali hubungan AS dengan Arab Saudi. 

Senator Ron Wyden, anggota  Komite Demokrat juga menyerukan konsekuensi bagi pangeran  -seperti sanksi - serta secara keseluruhan untuk kerajaan Saudi.  Khashoggi dibunuh ketika  berada di Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen yang dibutuhkan terkait pernikahannya.

Begitu masuk, Khashoggi tewas oleh lebih selusin petugas keamanan dan intelijen Arab Saudi yang  sudah berkumpul  menunggu kedatangannya. Kamera pengintai telah melacak rutenya dan orang-orang yang diduga sebagai pembunuhnya di Istanbul, beberapa jam menjelang pembunuhan.*** 

 

Sumber: Associated Press

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler