KALBAR TERKINI - HASIL STUDI! Vaksin Booster Silang Moderna Picu Demam Tinggi dan Tingkatkan Antibodi Paling Baik
Vaksinasi silang menggunakan Pfizer hingga dua kali dan diakhiri dengan Moderna sebagai booster ternyata menghasilkan tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi.
Kendati begitu, vaksinasi silang ini menghasilkan demam yang juga tinggi, 37,5 derajat selsius, sebagai efek samping, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.Com dari The Asahi Shimbun, Sabtu, 19 Februari 2022.
Hal ini terungkap lewat sebuah studi tentang vaksinasi silang untuk Covid-19.
Hasilnya, ditemukan bahwa sementara efek samping lebih umum ketika vaksin yang berbeda digunakan untuk suntikan booster, maka tingkat antibodi juga meningkat.
Sebuah panel ahli yang memberi nasihat kepada Kementerian Kesehatan Jepang tentang pandemi mengumumkan hasil studi sementara ini dalam pertemuan pada Jumat, 18 Februari 2022.
Baca Juga: Ketahui Efek Samping Vaksin Pfizer dan Moderna, Berikut Perbedaan dan Tips Mengatasinya
Ini adalah pertama kalinya hasil studi vaksinasi silang dirilis di Jepang.
Studio itu untuk melihat perbedaan antara pasien yang diberi booster Moderna setelah mendapat dua suntikan vaksin Pfizer, dan bagi yang menerima vaksin Pfizer tiga kali.
Sekitar 70 persen dari mereka yang suntikan ketiganya adalah vaksin Moderna, mengalami demam lebih dari 37,5 derajat, tingkat antibodi, yang menunjukkan apakah infeksi dapat dicegah, juga lebih tinggi.
Studi ini menganalisis gejala dari 437 profesional perawatan medis selama satu minggu setelah menerima booster Moderna. Dosis booster adalah setengah dari yang diberikan untuk dua jabs pertama.
Sebuah perbandingan dibuat dengan 2.626 orang yang menerima tiga suntikan Pfizer.
Ditemukan bahwa 68 persen dari mereka yang menerima booster Moderna mengalami demam, tetapi angka itu hanya 39,8 persen untuk mereka yang mendapat suntikan Pfizer.
Orang yang lebih muda mengalami demam ke tingkat yang lebih tinggi. Studi tersebut menemukan, 81,6 persen dari mereka yang berusia 20-an yang disuntik booster Moderna, mengalami demam.
Ini dibandingkan dengan 46,7 persen dari mereka yang berusia 60 tahun, dan lebih tua, yang mengalami demam.
Booster Moderna juga menyebabkan persentase gejala lain yang lebih tinggi.
Misalnya, 93,8 persen merasakan sakit di daerah lengan atas, tempat disuntik, dibandingkan dengan 91,6 persen penerima booster Pfizer.
Kelesuan lebih tinggi pada 78 persen, dibandingkan dengan 69,1 persen untuk booster Pfizer, sementara sakit kepala mempengaruhi 69,6 persen pasien yang mendapatkan booster Moderna.
Hanya 55 persen pasien yang mendapatkan suntikan Pfizer mengalami sakit kepala.
Kabar baik bagi mereka yang mendapatkan booster Moderna adalah tingkat antibodinya meningkat 67,9 kali dibandingkan dengan 54,1 kali bagi mereka yang mendapatkan jab Pfizer ketiga.
Perbedaan tingkat antibodi berada pada tingkat yang signifikan secara statistik. Penelitian lain juga menemukan bahwa vaksinasi silang meningkatkan pencegahan infeksi.***
Sumber: The Asahi Shimbun