Dimulai dengan penguasa abad ke-17 Seqenenre Taa II; barisan ini juga termasuk firaun terkenal Raja Ramses II dan Ratu Hatshepsut.
Sebagian besar mumi awalnya ditemukan pada akhir dekade 1800-an di Luxor modern, situs ibu kota Mesir kuno, Thebes, yang merupakan rumah bagi situs pemakaman kerajaan yang disebut Valley of the Kings.
"Mumi-mumi ini dipindahkan dari kuburan mereka sendiri ke kuburan lain, demi keamanan," kata Salima Ikram, Profesor Egyptology di Universitas Amerika di Kairo.
"Ketika mumi pertama kali diangkut dari Thebes ke Kairo pada abad ke-19, orang-orang yang mengangkut jenazah yang diawetkan itu harus menipu petugas bea cukai dengan memberi label di kontainer sebagai ikan asin," kata arkeolog Zahi Hawass.
Setelah awalnya ditempatkan di Museum Bulaq, mumi dipindahkan ke Museum Mesir pada 1902.
Mumi-mumi ditempatkan di musuem itu hingga digelarnya parade tersebut. Mumi-mumi ini bakal disimpan di Royal Hall of Mumi di Museum Nasional Peradaban Mesir, dan pameran akan dibuka untuk umum pada Minggu, 18 April 2021.
Dua dari 22 mumi, Ratu Meritamun dan Ratu T akan ditempatkan di gudang, tetapi mumi yang tersisa akan dipajang.
"Ruang pamer baru lebih seperti labirin lingkaran satu arah. Semua dindingnya hitam, dengan lampu sorot di mumi," kata Sayed Abu-El Fadal, juru bicara NMEC, kepada CBS News. "Ini dirancang seperti kuburan di Lembah Para Raja."
Toh tidak semua sarjana setuju bahwa mumi harus dipamerkan.
Tetapi sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa memamerkan jenazah menodai orang mati.