siapapun dan bagaimanapun, jangan membuka pintu, ucap mbah Tamin, sebelum ia pergi, melangkah menembus pepohonan hutan.
Sri yg mendengarnya, merasa merinding setiap ingat pesan orang tua itu.
hari sudah gelap, Sri menutup pintu dan jendela, lalu pergi ke kamar, disana ia melihat Dini sudah tidur, di sampingnya Erna tengah meringis menahan sakit,
"kamu kenapa Er" tanya Sri,
"Sri, aku boleh minta tolong tidak"
"minta tolong apa?"
"malam ini giliranku memandikan Dela, bisa kamu gantikan, besok, ganti aku yg gantikan kamu"
awalnya, Sri keberatan, namun, melihat kondisi Erna, Sri setuju setelah menerima permintaan Erna.
Sri bersiap mengambil air, ia lupa, bahwa air di gentong dapur sudah habis, terpaksa ia membuka pintu, bersiap untuk menimba air dari sumur.
meski awalnya ragu, Sri mematung di depan pintu, lalu, perlahan membukanya.