Saling Memaafkan di Hari Raya Idul Fitri Belumlah Cukup, Lantas Apa?

- 6 Mei 2022, 13:47 WIB
Momen Idul Fitri dimanfaatkan untuk saling bermaafan, namun ada hal lain yang lebih penting, Apa?
Momen Idul Fitri dimanfaatkan untuk saling bermaafan, namun ada hal lain yang lebih penting, Apa? /Freepik

KALBAR TERKINI - Momen Idul Fitri atau Lebaran dapat dimanfaatkan untuk saling memafkan di antara kaum Muslimin.

Karena memang manusia tidak luput dari salah dan dosa baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja.

Perintah untuk saling memaafkan juga sudah tertera di dalam Alquran di dalam Surat Ali Imran ayat 134.

Allah SWT berfirman yang artinya ““... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 134).

Baca Juga: JANGAN ABAI, Ini Beberapa Tanda Sebelum Seseorang Meninggal Dunia, Terlihat Sebelum 40 Hari Akan Berpulang

Di dalam ayat tersebut seorang Muslim yang bertakwa dianjurkan untuk mengambil paling tidak satu dari tiga sikap ketika seseorang telah melakukan kesalahan terhadapnya yaitu menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya.

Menahan amarah memang sulit, tapi lebih sulit lagi memaafkan, namun yang diharapkan adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat salah kepada kita.

Meminta maaf membutuhkan sikap untuk mengakui segala kesalahannya kepada orang lain. Karena meminta maaf tidaklah mudah.

Namun tidak lantas bahwa memberi maaf juga persoalan mudah, karena ia menuntut kelapangan dada untuk menerima maaf orang yang pernah menyakiti hatinya.

Baca Juga: BACA DOA ARWAH Untuk DIkirimkan Pada Orang Tua atau Sanak Keluarga yang Sudah Wafat, Lebaran Akan Lengkap

Orang yang memaafkan diminta untuk melapangkan dadanya sehingga mampu menampung segala kesalahan orang lain serta dapat pula menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru, inilah makna saling bermaafan di Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri.

Jadi ketika masing-masing orang yang terlibat dalam sebuah kesalahan untuk menutup lembaran lama dan menuju lembaran baru disanalah esensi kembali kepada fitrah (suci) atau buah dari Idul Fitri yang dapat diraih.

Namun buah yang paling baik dari itu semua adalah perwujudan sikap ihsan (berbuat baik) kepada orang lain yang paling disukai Allah.

Terlepas apakah orang tersebut meminta maaf kepada kita atau tidak.

Terlebih lagi berbuat baik kepada orang yang pernah salah terhadap kita.

Mau menjadi pribadi yang ihsan (berbuat baik)? Tidak hanya bisa memaafkan tapi mau juga berbuat kebaikan dan semoga kita dicintai oleh Allah SWT.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x